Faedah

Selasa, 04 Januari 2011 | Coretan
Cahaya akal menerangi gelapnya hawa nafsu, maka tampaklah indahnya kebenaran, sehingga mata dapat melihat dengan cahaya itu segala macam bentuk perkara.

Keluarlah kamu dari halaman yang kecil ini, yang penuh dengan penyakit, menuju halaman yang luas, yang tidak dapat dilihat oleh mata. Di sana segala permintaan dan segala sesuatu yang disenangi akan dipenuhi.

Wahai orang yang menjual jiwanya dengan hawa nafsu, pecinta penyakit, penggemar kesengsaraan dan kehancuran, kamu telah menjual sesuatu yang paling berharga dengan harga yang murah, seakan-akan kamu tidak tahu harga barang niaga dan kerugiannya. Sehingga ketika kamu memasuki hari perhitungan, seakan-akan kamu merasa tertipu di hadapan pembeli : kata "laa ilaaha illaLlah" adalah barang niaga, Allah lah pembelinya, bayarannya surga dan makelarnya Rasul. Kamu rela menjualnya dengan harga yang sangat murah, yang apabila ditimbang beratnya sama dengan sayap seekor nyamuk.

Wahai hati yang penuh gejolak di manakah kamu! Jalanmu adalah jalan ketika Adam merasa kelelahan, ketika Nuh meratapi nasib, ketika Ibrahim dimasukkan ke dalam api, ketika Ismail diuji untuk disembelih, ketika Yusuf dijual dengan harga yang murah dan mendekam dalam penjara beberapa tahun, ketika Zakaria dipotong dengan gergaji, ketika Yahya akan disembelih tuannya, ketika Ayub ditimpa wabah penyakit, ketika Dawud menangis karena bersedih, ketika Isa berjalan melewati binatang liar, dan Muhammad datang memberantas kemiskinan dan mengobati segala macam penyakit, namun kamu tetap dalam kelalaian dan main-main.

...

Wahai orang yang dimuliakan karena manisnya iman dan mendapat ampunan. Ketahuilah bahwa kamu mendapatkan keduanya karena mematuhi perintah Tuhanmu. Namun sadarilah bahwa nikmat itu suatu saat akan sirna. Maka dari itu seseorang yang menikmati anugerah Tuhan harus siap bila suatu saat akan dirampas.

Pengantin dunia telah berhias sebelum menemui para undangan untuk memilih siapa di antara mereka yang pantas menjadi pendampingnya di akhirat. Barangsiapa yang mengetahui tingkat-tingkat keutamaan, akan mendahulukan apa yang mestinya diutamakan.

Keindahan dunia menampakkan diri di hadapanku
Ia menyeru kepadaku agar datang kepadanya
Aku pun berpura-pura seakan-akan tidak melihatnya
karena aku tahu tujuanku lebih mulia

...

Wahai orang yang meninggalkan kampung halaman, istirahatlah ketika sampai di tempat tujuan, dan tidurlah jika kamu merasa lelah di perjalanan, karena Sang Penguasa akan menjagamu dari marabahaya.

...

Barangsiapa yang pintu imannya terbuka dengan menerima seluruh ketentuan Allah, bagaimanapun kehendak-Nya, maka keimanannya bisa bertambah ketika bersama manusia maupun dalam kesendirian.

Keadaan paling mulia adalah jika kamu tidak memilih keadaan untuk dirimu kecuali apa yang telah dipilihkan Allah kepadamu. Maka terimalah apa yang telah ditetapkan Allah kepadamu dan janganlah kamu memaksakan kehendakmu terhadap-Nya.

...

Wahai orang-orang yang punya harapan, sesungguhnya bidak yang paling kecil langkahnya adalah pion, tetapi setelah mencapai puncak ia akan menjadi patih. Artinya barangsiapa bersungguh-sungguh maka ia akan sampai kepada kedudukan yang paling mulia.

Tantangan adalah ujian yang membedakan antara orang yang benar dan dusta. Jika kamu bersabar terhadap segala tantangan yang ada, niscaya akan berubah menjadi penolong yang akan mengantarkanmu kepada tujuan.


***
Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam al-Fawa'id



Komentar

meeeee
24 Juli 2012 - 16:27:05
Bagus fa.