Mencari Pintu Rumah?Selasa, 23 Juli 2013 | CoretanDikisahkan, ketika Nabi Ismail 'alaihis-salam semakin dewasa, ia pun menikah dengan seorang wanita yang tinggal di sekitar sumur Zamzam. Tidak lama kemudian, ibunya (yaitu Hajar) meninggal dunia. Di kemudian hari, Ibrahim 'alaihissalam (sang ayah) datang untuk mengetahui kabar tentang anaknya, namun dia tidak menemukan Ismail. Ibrahim bertanya tentang Ismail kepada istri Ismail. Istrinya menjawab, “Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami”. Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Ismail menjawab, “Kami mengalami banyak keburukan, hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat”. Istri Ismail mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata, “Nanti apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah palang pintu rumahnya”. Ketika Ismail datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya, “Apakah ada orang yang datang kepadamu?” Istrinya menjawab, “Ya. Tadi ada orang tua begini dan begitu keadaannya datang, dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan, dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan”. Ismail bertanya, “Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?” Istrinya menjawab, “Ya. Dia memerintahkan agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah palang pintu rumahmu”. Ismail berkata, “Dia adalah ayahku dan sungguh dia telah memerintahkanku untuk menceraikan kamu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu”. Maka Ismail menceraikan istrinya. Kemudian Ismail menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk yang tinggal di sekitar itu lalu Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah. Setelah itu, Ibrahim datang kembali untuk menemui mereka namun dia tidak mendapatkan Ismail hingga akhirnya dia mendatangi istri Ismail lalu bertanya kepadanya tentang Ismail. Istrinya menjawab, “Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami”. Lalu Ibrahim bertanya lagi, “Bagaimana keadaan kalian?” Dia bertanya kepada istrinya Ismail tentang kehidupan dan keadaan hidup mereka. Istrinya menjawab, “Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup”. Istri Ismail juga memuji Allah. Ibrahim bertanya, “Apa makanan kalian?” Istri Ismail menjawab, “Daging”. Ibrahim bertanya lagi, “Apa minuman kalian?” Istri Ismail menjawab, “Air”. Maka Ibrahim berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka”. Ibrahim selanjutnya berkata, “Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh palang pintu rumahnya”. Ketika Ismail datang, dia berkata, “Apakah ada orang yang datang kepadamu?” Istrinya menjawab, “Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kita”. Dan istrinya memuji Ibrahim. “Dia bertanya kepadaku tentang kamu, maka aku terangkan, lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita, maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik”. Ismail bertanya, “Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?” Istrinya menjawab, “Ya, dia memerintahkan agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan palang pintu rumahmu”. Ismail berkata, “Dia adalah ayahku dan palang pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu”. ### Dikutip dari http://kisahmuslim.com/kisah-nabi-ismail-alaihissalam-bagian-2/ Ditulis karena ada sebuah obrolan di grup yang menyebut-nyebut tentang "pintu" dan "yang punya pintu". Awalnya saya bingung, memangnya kenapa dengan "pintu"? Ada yang mengatakan tentang nasehat Ibrahim kepada anaknya. Masih bingung juga sebenarnya. Setelah beberapa lama, barulah saya mengetahui bahwa yang dimaksud adalah kisah di atas. Ada yang bilang, "Kalau pintu, pilih yang kayu jati tua, walau mahal..." Ada lagi yang bilang, "Kalau bisa, jati tua tapi yang dijual murah" Ada lagi yang bilang, "Belum tentu tukang pintunya mau ngasih, berapapun harganya" Ada yang tau maksudnya? Komentar |
|