Berkenalan dengan Grid Computing

Senin, 11 Agustus 2008 | Grid Computing
Pada kasus tertentu, ada kalanya sebuah organisasi menjalankan proses komputasi yang sangat kompleks yang menggunakan dan atau menghasilkan informasi dalam jumlah yang sangat besar. Dengan teknologi yang ada saat ini, pemrosesan dan penyimpanan informasi seperti ini "tidak mungkin" dilakukan oleh satu mesin. Coba bayangkan, berapa prosesor dan storage yang dibutuhkan?? Karena itulah muncul Grid sebagai solusinya.

Inti dari Grid computing adalah untuk mencapai performa dan hasil yang lebih baik dengan cara memanfaatkan sumber daya komputasi dari berbagai organisasi yang berbeda secara bersama-sama. Ian Foster memberikan sebuah definisi tentang sistem Grid, "A grid is a system that coordinates resources that are not subject to centralized control.. using standard, open, general-purpose protocols and interfaces.. to deliver nontrivial qualities of service".

Berdasarkan definisi Ian Foster, sebuah sistem dapat disebut sebagai Grid jika sumber daya komputasi (resources) yang ada di dalamnya "tidak" dikelola secara terpusat. Sederhananya, terdapat beberapa organisasi berbeda yang masing-masing mengelola resource miliknya. Nantinya, resources dari beberapa organisasi tersebut secara dinamis akan dikelompokkan dalam sebuah Virtual Organizations (VO), untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Dalam implementasinya, resources yang digunakan di dalam sebuah sistem Grid tidaklah sedikit dan sifatnya pun heterogen. Karena itu, dibutuhkan interface dan protokol standar yang bersifat terbuka. Dengan cara inilah, resources yang ada tersebut dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan proses komputasi tertentu.


Sumber: Sotomayor, B & Childers, L (2006)

Tentu saja, Grid tidak sesederhana seperti yang mungkin kita bayangkan. Misalnya, bagaimana cara untuk memastikan bahwa resources yang ada hanya dapat diakses oleh user yang sah? Sistem Grid juga memerlukan banyak sekali service agar resources yang ada dapat saling berkoordinasi, seperti job schedulers, resource managers, information services, dll. Hal-hal inilah yang menjadi cakupan pembahasan dari Grid Computing.

Sebuah sistem Grid dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai macam sistem operasi yang ada saat ini. Sebagai contoh, dengan menggunakan salah satu distro Linux yang memang dikhususkan untuk clustering, yaitu Rocksclusters (http://www.rocksclusters.org). Pada distro ini, sudah dilengkapi dengan paket-paket yang dibutuhkan untuk keperluan Grid, seperti PBS, MPI dan juga Globus Toolkit (http://www.globus.org). NIS (Network Information System) serta NFS (Network File System) juga bisa langsung digunakan.

Saat ini di Indonesia, beberapa Perguruan Tinggi ternama sudah mulai giat melakukan penelitian tentang Grid computing, misalnya yang dilakukan oleh UGM dan UI. Anda dapat mengakses portal Grid hasil riset yang dilakukan oleh Tim Riset HPC (High Performance Computing) UGM di https://hpc.te.ugm.ac.id dan https://hpc.ugm.ac.id:9443. Beberapa dokumentasi yang dibuat oleh teman-teman, dapat anda baca juga di http://grid.te.ugm.ac.id.

Referensi:
  1. Foster, I. 2002. The Grid: A New Infrastructure for 21st Century Science. http://scitation.aip.org/journals/doc/PHTOAD-ft/vol_55/iss_2/42_1.shtml.
  2. Foster, I. 2002. What is the Grid? A Three Point Checklist. http://www-fp.mcs.anl.gov/~foster/Articles/WhatIsTheGrid.pdf.
  3. Sotomayor, B & Childers, L. 2006. Globus Toolkit 4 - Programming Java Services. San Fransisco: Morgan Kaufmann Publishers.



Komentar

lowongan kerja
28 Maret 2012 - 15:22:29
ijin nyimak dulu mas, ini agak susah saya fahami.