HAMKA: Gerakan Wahabi di Indonesia

Rabu, 11 Juli 2012 | Islam
Dari Perbendaharaan Lama - HAMKABelakangan nama Wahabi sering dijadikan sebagai sasaran berbagai tuduhan dan cap negatif. Bahkan banyak tokoh-tokoh Islam ikut serta menghujat Wahabi. Buku-buku berisi propaganda menjatuhkan Wahabi pun beredar di mana-mana. Parahnya adalah orang-orang awam yang sebenarnya tidak tau sama sekali tentang Wahabi pun jadi ikut menjelekkan. Segala sesuatu yang tidak biasa, sunnah yang terlihat asing, akan langsung dicap sebagai Wahabi.

Terlepas dari itu semua, terlepas dari benar-tidaknya istilah Wahabi, mungkin akan menarik untuk melihat Wahabi dari sudut pandang yang berbeda, dari sudut pandang seorang tokoh Islam yang kharismatik dan banyak dikenal, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disapa dengan Buya HAMKA. Dalam bukunya "Dari Perbendaharaan Lama", Prof. Dr. HAMKA menyebutkan kenyataan bahwa nama Wahabi memang sudah sejak dulu digunakan sebagai alat propaganda untuk berbagai tujuan, termasuk sebagai alat politik dan juga senjata untuk mematikan semangat umat Islam yang ingin kembali kepada tauhid murni serta melawan penjajahan. Kalau kita lihat, banyak pejuang-pejuang Indonesia dahulu yang terilhami oleh Wahabi dalam melawan penjajahan. Salah satu contohnya adalah Tuanku Imam Bonjol. Bahkan, Ir. Soekarno dalam surat-menyuratnya dengan A. Hasan (PERSIS) terlihat mengagumi ajaran dan semangat Wahabi dalam melawan penjajahan serta keluar dari kejumudan dalam ber-Islam.

Berikut saya kutip sedikit dari apa yang ditulis oleh Buya HAMKA.

Ketika terjadi Pemilihan Umum, orang menyebut-nyebut kembali hal yang telah lalu sebagai alat kampanye, yaitu nama “Wahabi”. Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, karena itu jangan pilih orang Masyumi. Pihak komunis pernah ikut-serta pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu pernah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini berasal dari keturunan kaum Wahabi.

Memang sejak abad kedelapan belas, sejak gerakan Wahabi timbul di pusat tanah Arab, nama Wahabi itu telah menggegerkan dunia. Kerajaan Turki yang sedang berkuasa takut kepada Wahabi. Karena Wahabi adalah permulaan kebangkitan bangsa Arab, sesudah jatuh pamornya akibat serangan bangsa Mongol dan Tartar ke Baghdad. Dan Wahabi pun ditakuti oleh bangsa-bangsa penjajah, karena apabila dia masuk ke suatu negeri, dia akan membukakan mata penduduknya untuk menentang penjajahan. Karena paham Wahabi meneguhkan kembali ajaran Tauhid yang murni, menghapuskan segala sesuatu yang akan membawa kepada syirik. Disebabkan hal itu timbullah perasaan bahwa tidak ada yang harus ditakuti kecuali Allah. Wahabi menentang keras sikap Jumud, yaitu kebekuan dalam memahami agama. Orang harus kembali kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits.

Ajaran ini timbul bersamaan dengan timbulnya kebangkitan revolusi Prancis di Eropa. Dan pada masa itu juga “infiltrasi” dari gerakan ini telah masuk ke tanah Jawa. Pada tahun 1788 di zaman pemerintahan Paku Buwono IV, yang lebih terkenal dengan gelaran “Sunan Bagus”, beberapa orang penganut paham Wahabi telah datang ke tanah Jawa dan menyiarkan ajarannya di negeri ini. Bukan saja mereka itu masuk ke Solo dan Yogya, tetapi mereka meneruskan juga penyiaran pahamnya di Cirebon, Bantam dan Madura. Mereka mendapat sambutan baik karena sudah jelas anti terhadap penjajahan.

Sunan Bagus sendiri pun tertarik dengan ajaran kaum Wahabi. Pemerintah Belanda mendesak agar orang-orang Wahabi itu diserahkan kepadanya. Pemerintah Belanda cukup tahu apa akibatnya bagi penjajahannya jika paham Wahabi ini dikenal oleh rakyat.

Padahal ketika itu usaha memperkokoh penjajahan belum lagi selesai. Mulanya Sunan tidak mau menyerahkan mereka. Tetapi mengingat akibat-akibatnya bagi Kerajaan-kerajaan Jawa, maka ahli-ahli kerajaan memberi saran kepada Sunan supaya orang-orang Wahabi itu diserahkan saja kepada Belanda. Lantaran desakan itu, maka mereka pun ditangkap dan diserahkan kepada Belanda. Oleh Belanda, mereka pun diusir kembali ke tanah Arab.

Tetapi di tahun 1801, artinya 12 tahun kemudian, kaum Wahabi datang lagi. Sekarang bukan lagi orang Arab, melainkan anak Indonesia sendiri, yaitu anak Minangkabau : Haji Miskin Pandai Sikat (Agam), Haji Abdurrahman Piabang (Lubuk Limapuluh Koto), dan Haji Mohammad Haris Tuanku Lintau (Luhak Tanah Datar).

Mereka menyiarkan ajarannya di Luhak Agam (Bukittinggi) dan memperoleh banyak murid serta pengikut. Di antara murid mereka ialah Tuanku Nan Renceh Kamang, Tuanku Samik Empat Angkat. Akhirnya gerakan tersebut meluas dan melebar, sehingga terbentuklah “Kaum Paderi” yang terkenal. Di antara mereka ialah Tuanku Imam Bonjol. Maka terjadilah “Perang Paderi” yang terkenal itu. Tiga puluh tujuh tahun lamanya mereka melawan penjajahan Belanda.

Bilamana pada abad kedelapan belas dan sembilan belas gerakan Wahabi dapat dipatahkan, pertama orang-orang Wahabi dapat diusir dari Jawa, yang kedua dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata, namun di awal abad kedua puluh mereka muncul lagi!

Di Minangkabau timbullah gerakan yang dinamai “Kaum Muda”. Di Jawa datanglah KH A. Dahlan dan Syekh Ahmad Soorkati. KH A. Dahlan mendirikan “Muhammadiyah”. Syekh Ahmad Soorkati dapat membangun semangat baru di kalangan orang-orang Arab. Ketika dia mulai datang, orang Arab belum pecah menjadi dua, yaitu Ar-Rabithah Alawiyah dan Al-Irsyad. Bahkan yang mendatangkan Syekh itu kemari adalah dari kalangan yang kemudian membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.

Musuhnya dari kalangan Islam sendiri, pertama ialah Kerajaan Turki. Kedua Kerajaan Syarif di Mekkah, ketiga Kerajaan Mesir. Ulama-ulama pengambil muka mengarang buku-buku untuk “mengafirkan” Wahabi. Bahkan ada di kalangan Ulama itu yang sampai hati mengarang buku mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahab pendiri paham ini adalah keturunan Musailamah Al Kadzab!

Pembangunan Wahabi pada umumnya adalah bermazhab Hanbali, tetapi paham itu juga dianut oleh pengikut Mazhab Syafi’i, sebagaimana kaum Wahabi Minangkabau. Dan juga penganut Mazhab Hanafi, sebagaimana kaum Wahabi di India.

Sekarang “Wahabi” dijadikan alat kembali oleh beberapa golongan tertentu untuk menekan semangat kesadaran Islam di Indonesia yang bukannya surut ke belakang, tapi justru kian maju dan tersiar. Kebanyakan orang Islam yang tidak tahu saat ini, yang mereka benci bukan lagi AJARAN Wahabi, melainkan NAMA Wahabi.

Ir. Sukarno dalam “Surat-Surat dari Endeh”nya terlihat bahwa pahamnya dalam ber-Islam adalah banyak mengandung anasir Wahabi.

Kaum komunis Indonesia telah mencoba menimbulkan sentiment Ummat Islam dengan membangkitkan nama Wahabi. Padahal ketika terdengar kemenangan gilang-gemilang yang dicapai oleh Raja Wahabi Ibnu Sa'ud, yang mengusir kekuasaan keluarga Syarif dari Mekkah, umat Islam mengadakan Kongres Besar di Surabaya dan mengetok kawat mengucapkan selamat atas kemenangan itu (1925), sampai mengutus dua orang pemimpin Islam dari Jawa ke Mekkah, yaitu HOS Cokroaminoto dan KH Mas Mansur. Dan Haji Agus Salim datang lagi ke Mekkah tahun 1927.

Karena tahun 1925 dan tahun 1926 itu belum lama, baru lima puluh tahun lebih saja, maka masih banyak orang yang dapat mengenang bagaimana hebatnya reaksi pada waktu itu, termasuk dari pemerintah penjajahan, walau dari Umat Islam sendiri ada yang ikut benci kepada Wahabi karena hebatnya propaganda Kerajaan Turki dan Ulama-ulama pengikut Syarif.

Sekarang pemilihan umum yang pertama sudah selesai. Mungkin menyebut-nyebut “Wahabi” dan membusuk-busukkannya akan disimpan dahulu untuk pemilihan umum yang akan datang. Dan mungkin juga propaganda ini masuk ke dalam hati orang, sehingga gambar-gambar “Figur Nasional” seperti Tuanku Imam Bonjol dan KH A. Dahlan diturunkan dari dinding. Dan mungkin perkumpulan-perkumpulan yang memang nyata kemasukan paham Wahabi seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lain-lain diminta supaya dibubarkan saja.

Kepada orang-orang yang mengungkit-ungkit bahwa pemuka-pemuka Islam dari Sumatera yang datang memperjuangkan Islam di Tanah Jawa ini adalah penganut atau keturunan kaum Wahabi.. kepada mereka, orang-orang dari Sumatera itu mengucapkan banyak-banyak terima kasih! Sebab kepada mereka diberikan kehormatan yang begitu besar!

Sungguh pun demikian, paham Wahabi bukanlah paham yang dipaksakan oleh Muslimin, baik mereka Wahabi atau tidak. Dan masih banyak yang tidak menganut paham ini di kalangan Masyumi. Tetapi pokok perjuangan Islam, yaitu hanya takut semata-mata kepada Allah dan anti kepada segala macam penjajahan, termasuk Komunis, adalah anutan dari mereka bersama!

---
Dikutip dari eBook "Dari Perbendaharaan Lama" oleh Prof. Dr. HAMKA. Penerbit Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1982. Ditulis ulang dengan sedikit perubahan tata-bahasa dan tanda baca, menyesuaikan dengan ejaan yang berlaku sekarang, walaupun banyak juga yang saya biarkan apa adanya.



Komentar

abukhansasalma
16 Juli 2012 - 14:07:25
AWAM SAY
11 November 2012 - 10:43:47
ASSALAMUALAIKUM
saya sangat senang sekali membaca artikel ini dan kagum pada pejuang2 islam baik dari wahabi atau bukan.
namun yang menjadi aneh kenapa orang orang wahabi selalu menyebut sufi/kesufian adalah bid'ah/sesat padahal kan HAMKA juga memberi komentar tentang sufi kata hamka bahwa sufi itu dimanapun kamu berada kamu harus bersama allah.
kan jalan sufi itu untuk mengenal allah lebih jauh lagi. adapun ulama sufi ada yang di anggap melampaui batas jangan dicap semua mereka juga sama berilmu kan ilmu ALLAH luas kandungan alqur'an itu luas.
saya sebagai muslim yang awam menginginkan umat islam bersatu jangan seperti buih dilautan supaya makin kuat agama,bangsa dan negara ini. jangan saling sesat menyesatkan bid'ah syirik dan sebagainya. kalaaupun ada permasalahan coba dudk bersama diskusi bilhikmah cari solusi untuk permasalahan yg ada diantara umat islam jangan sengaja mencari cari perbedaan justru itu akan makin memperlebar dan mampertajam jauhnya tali persaudaraan diantara umat muslim. sekian dan terimakasih

Wildan
12 November 2012 - 08:20:54
Mana balasan komentarnya yg diatas ?

aL
12 November 2012 - 08:56:18
kan tidak semua komentar harus dibalas oleh saya :)

Aisha
12 November 2012 - 11:39:35
Awam Say:

apakah anda ingin bersatu dg Rabb azza wa jalla ?? sebagaimana aqidah ad-dhalalah as-shufiyyah yang meyakini adanya KASTA
yakni
KASTA syariat
KASTA ma'rifat
KASTA hakikat

kenapa saya katakan KASTA, karena ajaran shufi mengadopsi ajaran hindu, buddha, zoroaster, dll

kalau cuma sekedar shufi-shufi-an yg engkau cm tahu covernya saja, tentu akan TAKJUB sama shufi, seakan shufi itu adalah benar, tapi jika engkau dalami dan runuti sejarah shufi dan aqidah as-syaithoniyyah as-shufiyyah, NISCAYA anda tarik kembali kata2 anda


dan perlu diingat bersatu di atas Tauhidullah bukan di atas KESYIRIKAN dan KEBID'AHAN

padahal jika anda membaca UHSULUS SUNNAH karya IMAM AHMAD BIN HAMBAL yaitu IMAM MADZHAB HAMBALI, muridnya IMAM SYAFII (Madzhab Syafii), CUCU MURIDNYA dari IMAM MALIK BIN ANAS (Madzhab Maliki)

tentu mereka tidak berkata BERSATULAH DIATAS KESYIRIKAN DAN KEBIDAHAN,
tapi anda akan temukan JAUHILAH AHLI BID'AH dan

kami TIDAK menjustifikasi seorang yg melakukan bid'ah sebagai AHLI BID'AH, sebab seseorang dikatakan AHLI BID'AH jika telah IQAMATUL HUJJAH AS-SHAHIHAH atas dirinya

hadakumullah wa hafizhanallah

sholihin
08 Desember 2012 - 20:36:54
lucu. saling adakan pemusyrikan dengan dalih bidah dolalah haha.. , muslim yang tak mau tau akan kebenaran.., mempersempit ilmu islam yany begitu luassss.. dangkal dan mendangkalkan terhadap islam...

sholihin
08 Desember 2012 - 20:40:54
sebaiknya mari penulis atau siapaun yang pasang tulisan di atas diskusi tentang bidah dan apalah yang menurut anda pengkastaan syariat makrifat dan hakikat yang anda tuduhkan lingkaran syaitoniyahhh

popolidia
10 Desember 2012 - 10:53:41
jadilah orang yang lebih bijaksana

Rijal
13 Desember 2012 - 09:50:41
Bagaimanakah sejarah awal penyebaran ajaran wahabi dan siapa sajakah tokoh-tokoh wahabi ?

Rijal
13 Desember 2012 - 09:58:08
Apa alasannya thoriqot,haqikat dan ma\'rifat anda katakan lingkaran syaithoniyyah ? Mohon penjelasannya wahai saudaraku.

aL
13 Desember 2012 - 11:45:51
sebenarnya saya tidak ingin membawa permasalahan ini melebar ke mana-mana. maksud saya mengutip tulisan di atas sebenarnya hanya ingin bertanya, kenapa sesuatu yg terlihat asing, padahal sesuai sunnah (hanya karena miskinnya ilmu kita tentang sunnah) lantas kita cap sebagai Wahabi. orang yang tidak mau ikut-ikutan tradisi yang tidak ada asalnya dari Qur'an dan hadits shahih juga kita katakan sebagai Wahabi. padahal, orang-orang yang saya kenal yang sering dicap sebagai Wahabi saja tidak menisbatkan diri mereka pada nama Wahabi.

dan sesuai pertanyaan dari @Rijal, siapakah Wahabi itu sebenarnya? mungkin lebih cocok ditanyakan kepada kebanyakan kita yang sedikit-sedikit men-cap orang sebagai Wahabi. memang kriteria Wahabi itu seperti apa?

dan sesuai juga dengan komentar dari @Sholihin, mari membuka hati untuk menerima kebenaran, apa yg datang dari Allah dan rasul-Nya, bukan hanya sekedar ikut-ikutan pendapat orang atau akal sendiri :)

begitupun bagi orang yg ingin menyampaikan kebenaran, sampaikanlah dengan hikmah, yang seringkali harus melihat siapa yg diajak bicara, bagaimana tingkat pengetahuannya, dll. (nasihat bagi diri saya sendiri khususnya)

soal adanya pemusyrikan, saya kurang paham siapa yg dimaksud di sini. komentar dari @Aisha, walaupun dengan sedikit bahasa yg berbeda, sebenarnya juga di bagian akhir beliau mengatakan:

kami TIDAK menjustifikasi seorang yg melakukan bid'ah sebagai AHLI BID'AH, sebab seseorang dikatakan AHLI BID'AH jika telah IQAMATUL HUJJAH AS-SHAHIHAH atas dirinya. [selesai kutipan]

orang yang melakukan perbuatan bid'ah tidak lantas kita katakan si Fulan itu ahli bid'ah. orang yang melakukan perbuatan kufur dan syirik tidak lantas kita katakan si Fulan itu musyrik atau kafir. vonis kepada individu Fulan itu tidak bisa sembarangan, dan harus ditegakkan hujjah terlebih dahulu. ada banyak penghalang seseorang itu mendapat vonis kafir (yang mengeluarkannya dari Islam). bisa jadi karena tidak ada yg menasehati atau menjelaskan kepadanya, boleh jadi juga karena kebodohan dan miskinnya ilmu, dll. mungkin Anda bisa mencermati dengan pelan-pelan setiap kalimat yg muncul.

para ulama' juga telah menjelaskan tentang adanya dua jenis takfir yang perlu dibedakan, yaitu takfir muayyan dan ghairu muayyan. dan saya yakin Anda semua lebih berilmu daripada saya. dan bisa membedakan keduanya.

apakah menurut Anda, meminta pertolongan kepada dukun dan jin itu perbuatan syirik dan kufur?
apakah menurut Anda, menyembelih binatang (sajen) untuk dewa (jin) itu perbuatan syirik dan kufur?

saya yakin, pelajaran agama dari kecil sampai sekarang, di sekolah manapun (yang bener) akan mengatakan iya itu perbuatan syirik dan kufur. tapi, apakah lantas semua orang yg melakukan itu kita katakan kafir? tunggu dulu. bagian ini yg mungkin sering salah dipahami oleh umumnya kita, tidak bisa membedakan antara takfir muayyan dan ghairu muayyan. kalau dikatakan, "setiap orang yg menyembelih binatang (sajen) untuk dewa/jin dkk maka ia jatuh kepada kekafiran" (takfir ghairu muayyan), apakah menurut Anda kalimat ini salah? tentu saja tidak, karena banyak dalil tentang hal tersebut dan itu juga sudah banyak dijelaskan para ulama.

yang "mungkin" salah adalah jika kita mengatakan si Fulan kafir (vonis kepada individu - takfir muayyan) karena melakukan hal tersebut. saya yakin takfir jenis tidak pernah dilakukan oleh "Wahabi" yang saya kenal kecuali jika benar-benar telah tegak hujjah atas orang tersebut. kata "Wahabi" saya gunakan tanda petik, karena barangkali orang yg kita maksud itu berbeda. sebagaimana yg saya tulis dan juga kutip di awal, banyak orang atau golongan di-cap dengan nama yg sama yaitu Wahabi, padahal mereka sebenarnya berbeda. saya tidak tau Wahabi yg mana yg Anda maksud :)

riyad
23 Desember 2012 - 10:02:19
COBA ANDA PELAJARI LAGI ILMU AGAMA SECARA KAFFAH, JANGAN HANYA MEMPELAJARI PEMAHAMAN YANG SEJALAN DENGAN ANADA, BIAR ANDA TAU DAN BIJAK MENYIKAPI PERBEDAAAN YANG ADA JANGAN SEMBARANGAN MENCAP BIDAH DAN OBRAL BIDAH SESAMA MUSLIM.... BLAJAR LAGI YA.....!!!!!

aL
23 Desember 2012 - 10:26:42
Sebenarnya tulisannya sendiri tidak menyebut kata bid'ah satupun (mohon koreksi). Dan saya harap komentar terakhir dari saya sebelumnya sudah mengakomodasi apa yg anda sampaikan. Soal komentar2 lainnya bisa diklarifikasi ke yg nulis komen kalau memang dirasa kurang jelas.

Dan memang benar kita semua tidak boleh berhenti belajar. Dan begitupun kita harus berlapang dada, boleh jadi orang lain yg benar, kita yg salah. Boleh jadi maksud orang lain itu sebenarnya baik, ingin mengingatkan, tidak ingin kita terjerumus dalam kesalahan. Harus sama2 bijak, termasuk bagi yg menyampaikan.

romi
04 Januari 2013 - 06:55:06
Sungguh beruntung orang yang berperang melawan orang yang jelas kekafirannya(yahudi)
Sungguh merugi orang yang memerangi sesamanya.
karena musuh yang nyata jelas2 mendustakan,sedangkan sesama kita,itu syubhat.(dalam keraguan)

aL
05 Januari 2013 - 15:27:08
kalau dibilang memerangi sesama (muslim) sepertinya tidak tepat Pak. perbedaan itu biasa. mengingkari (dan menasehati) perbuatan salah yg dilakukan oleh saudara itu juga biasa, bahkan merupakan kewajiban. wujud kasih sayang kepada saudara kan seperti itu, tidak ingin saudara terjerumus dalam kesalahan. walau memang saya akui, di lapangan, sikap tersebut bisa sangat berlebihan. apalagi kalau sudah fanatik dan enggan dikoreksi.

ulama' kita sejak dahulu juga sering memperingatkan dengan keras orang yang melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yg menyimpang dan tidak dituntunkan. bahkan, kalau berbicara tentang bid'ah seperti komentar-komentar di sini, para sahabat, tabiin, dst ulama mazhab justru mereka lah orang yang paling keras penentangannya terhadap hal-hal yang baru.

melawan orang-orang yg sudah jelas penentangannya kepada Islam tentu saja itu memang harus dilakukan. tapi kita juga tidak bisa menutup mata dari keadaan kita sendiri, yang perlu terus dilakukan perbaikan. harus membekali diri dengan ilmu tentang agama ini, agar dapat beraqidah, beramal dengan benar. agar dapat bersatu di atas tauhid, sebagaimana umat islam di masa awalnya dipersatukan. membuang rasa hasad, fanatik, dst.. kembali ke ajaran islam yang sesungguhnya.

ika candra
08 Januari 2013 - 10:27:19
mungkin begini mas...duduk permasalahannya..kebanyakan referensi yang ada di internet dan beberapa buku mengatakan bahwa wahabi itu demikian..demikian..yg kebnykn dari sisi negatif baik dari sisi zahir ataupun pemahamannya sehingga jk orang biasa (baca:awam,atau blm tahu) kebanyakan akan mengeneralisir dan menerima mentah itu sebagai kebenaran (sebenarnya salah)...dan kebnyakan masyarakat bgtu mas..kadang kita tidak selalu hidup d zona aman dan nyaman..bnyk masyarakat ..melihat dr perkara zahir dan blm paham terhadap hal tersebut....
dan bukan berarti kita meninggalkannya..

untuk meluruskannya tentu butuh penjelasan dgn cara yg lembut dan kesabaran yg panjang

krn hal ini bisa menimbulkan salah kaprah terhadap mad\'u...dan perkara selainnya juga demikian cara kita menyampaikan, pemilihan kata,diksi intonasi berbicara...kondisi,dan situasi, keadaan hati yg sama2 tenang dan bening,doa...menjadi faktor utama tersampaikannya ilmu dan pemahaman itu....

pada dasarnya sesama muslim satu aqidah..tingkat pemahaman dan ketaqwaan yg membedakan...justru dgn penyampaian yg d dasari kasih sayang karena ingin mereka mendapatkan hidayah tsb..Allah membukakan hatinya kemudian juga doakan (mad\'u) ...karena hanya Allah yang memberikan kelembutan pd hatinya menerima kbenaran...

sedikit dr saya...

syarofie
12 Maret 2013 - 10:28:55
terus terang saya sebagai orang awam juga bingung, ikut dzikir, sholawatan sama tahlilan katanya bidah, dan orang yang melakukan bidah tempatnya di neraka. padahal dzikir itu mengingat alloh, sholawat itu perwujudan cita sma rosulloh, dan tahlil itu isinya dzikir dan baca alquran, malah di bilang bidah , ahli neraka , yang lebih aneh lagi yang mengatakan itu kalau belajar bersama kelompok nya cuma dengan buku ( bukan kitab karangan ulama ). lebih lucu lagi kalau mau sholat lihat nya jam , bukan patokan bayang2 matahari dan bulan seperti di ajarkan rosul , apakah itu bukan bidah sesat menyesatkan.
mohon untuk anda yang lebih mengetahui, kalau cari referensi ilmu jangan hanya 1/ 2 kitab saja, coba lah baca / cari semua, karena amalan umat islam , khusus nya di indonesia yang di katakan banyak melakukan bidah. itu ada hukum keterkaitannya. jadi sangat lah naif dan bodoh kalau hanya baru mempelajari beberapa kitab, lalu bisa menghukumi bidah, padahal itu ada dasar dan keterkaitan nya ( cuma karena ego nya syaiton , maka mereka tidak mau ambil , karena menurut mereka merugikan kan kelompok nya )

kata mutiara
21 Maret 2013 - 15:04:22
sudahlah sesama islam jangan saling ribut kecuali memag beda aqidah

saprool
30 Maret 2013 - 17:35:59
pusing aku di buatnya dengan umat islam di indonesia ini saling mengkafirkan sesama mulim, malu dong di lihat agama lain,......

rody
05 Mei 2013 - 07:53:56
sebenarnya yang membuat faham wahabi berkembang pesat adalah orang nu,karna seriap orang yg menentang bid,ah pasti dicap wahabi,jadi banyak yang dicap wahabi,dikarnakan mengikuti alquran dan sunah,

mukhlisin
16 Mei 2013 - 19:46:28
sok suci loe semua yang suka mensyirikkan orang lain,,,,

mukhlisin
16 Mei 2013 - 19:54:41
dasar tukang fitnah,,kpan islam bisa akur kalo sesama umat saling mengkafirkan, mensyirikkan, gk usah muluk\" bicara bid\'ah, karena umat islam sekarang semua sudah melakukan bid\'ah baik loe akui atau tidak, gk mungkin orang gila ngaku gila, kalo gue emang pelaku bid\'ah, soal.x skrang gua fesbukan,karena di jaman nabi dulu blum ada fesbuk, termasuk juga gol wahabi,NU,Muhammadiyah,LDII dll, semua gol itu dulu pada zaman nabi gak ada,,,,paham gk para ustadz/ustadzah,,,,

abu syarif
20 Mei 2013 - 09:33:30
kullu bid'atin dholalah kalau orang nyang blajar nahwu shorof "kullu" artinya bisa semua bisa sebagin. sayangnya kaum wahabi/salafi palsu tdk blajar nahwu sorof katanya bid'ah jadi mereka keblinger. wahabi anti taklid tapi mereka taklid banget butha sama eyang mereka taimiyah sm abdul wahab. krn mereka ulamanya cuma itu itu doang sih

aL
20 Mei 2013 - 15:53:59
@mukhlisin
harus dibedakan arti bid'ah secara bahasa, dan juga secara istilah yang terlarang dalam agama.

@all
sekali lagi, tulisannya tidak menyinggung tentang bid'ah. dan kalau bicara ttg bid'ah, sebenarnya saya sederhana saja... yang jelas-jelas diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya saja banyak, dan tidak sanggup saya lakukan semuanya. masa masih mau nambah-nambah?? kalau udah bisa semua sih 'wajar' pengen nambah.

begitupun saya meyakini bahwa syariat ini telah sempurna, lalu bagaimana mungkin ingin kita tambah-tambah, apalagi yg nambah itu manusia biasa??

abu syarif
21 Mei 2013 - 08:49:02
Ass. teruntuk sdr AL monggo buka link berikut:http://alfarisi.web.id/articles/hamka-gerakan-w ahabi-indonesia/#postkomentar mudah2an bermanfaat untuk anda yang menganggap semua bid'ah itu sesat.

abu syarif
21 Mei 2013 - 08:53:25
Ass. teruntuk sdr AL monggo buka link berikut http://referensi-persis.blogspot.com/2013/01/bidah-menu rut-ulama-salaf.html persis aja yang ajarannya mirip dengan anda komen tentang bid\'ah beda dengan pendapat anda. smg bermanfaat. trm kasih

aL
21 Mei 2013 - 09:09:32
iya, saya mengetahui ada ulama' yg membagi bid'ah menjadi 2 atau lebih bagian. tapi mungkin Bapak juga harus memahami "bid'ah" yg bagaimana yg dimaksud.

semoga Bapak juga tidak keberatan untuk membaca referensi berikut. saya berharap dapat dibaca pelan-pelan, untuk sementara kalau bisa hilangkan dulu cap negatifnya. dan kalau ada yg belum jelas, bisa langsung ditanyakan pada komentar yang ada pada link tersebut.

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-4-adakah-bid%E2 %80%99ah-hasanah.html

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-5-makna-setiap- bid%E2%80%99ah-adalah-sesat.html

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-6-benarkah-pemb agian-bid%E2%80%99ah-menjadi-lima.html

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-7-beda-bid%E2%8 0%99ah-dan-mashalih-mursalah.html

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-8-pembagian-bid %E2%80%99ah-yang-tepat.html

http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-9-meluruskan-pe mahaman-tentang-bid%E2%80%99ah.html

abu syarif
22 Mei 2013 - 14:13:22
#al.
Pantas bila bapak berpendapat semua bid'ah itu sesat, karena umumnya kaum wahabi mengartikan dalil secara zahiriah jangankan hadits nabi,al-qur'an saja berani menafsirkan secara zahiriah sehingga mereka menyerupakan Allah SWT dengan mahluk. naudubilah. "surat thoha ayat lima kl tidak sala" trm ksih.

aL
22 Mei 2013 - 14:24:03
semoga Bapak sudah membaca link yang ada di atas.. kemudian, sebagai catatan penting, saya tidak pernah menyerupakan Allah dengan makhluk.

abu syarif
25 Mei 2013 - 12:03:47
#al.
terima kasih pak saya sudah membaca hujjah wahabi tentang masalah bid'ah dan ternyata keyakinan kami bersebrangan dengan kaum wahabi dalam masalah bid'ah. kalau masalah menyerupakan Allah SWT kaum wahabi memang tidak menyadarinya walaupun pendapatnya sendiri mengiyakan. silahkan buka di: http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/06/t-j-jik a-allah-tidak-di-atas-mengapa.html smg bermanfaat. trm kasih

aL
25 Mei 2013 - 12:54:23
alasan kenapa kemarin saya bertanya apakah Bapak sudah membaca link yang saya berikan.. adalah karena Bapak mengatakan "wahabi" hanya menafsirkan secara zhahiriyah. padahal pada link di atas, diajak untuk melihat "konteks" bid'ah seperti apakah yg dimaksud, bagaimana perkataan ulama' yg dimaksud, dst.. dan ulama' yg dinukil pendapatnya pun hidup jauh sebelum muhammad bin abdul wahhab.

saya berharap setiap apa yang Bapak katakan atau tulis itu bukan hanya karena dibangun oleh prasangka atau ikut-ikutan membenci.

kalau Bapak mengatakan "wahabi" itu menyerupakan Allah dengan makhluk, berarti Bapak juga harus konsisten dengan menyebut Imam Malik, Imam Ahmad dan banyak ulama' lainnya sebagai "wahabi", dan mereka semua berpaham menyerupakan Allah dengan makhluk. karena apa? karena ternyata keyakinan wahabi sama dengan keyakinan para imam tersebut..

banyak referensinya, salah satunya bisa Bapak lihat di http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/07/dimanakah-allah -ini-jawaban-al-imaam.html

abu syarif
27 Mei 2013 - 13:20:02
ha ha ha saya sungguh tidak membenci wahabi bahkan sekalipun mereka mengatakan muslim di indonesia kebanyakan quburiyun, atau bid'atun krn kami anggap itu cuma masalah khilafiyah kami hargai itu. perlu bpk ketahui telah bnyk kitab2 suni yg sudah diputar balik oleh oknum tertentu mk jangan langsung dipercaya apalagi dari internet....hiiiii sebagai bahan renungan silahkan klik link :Sumber: http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/08/tafwidh -apa-itu-tafwidh-pembahasan-dan_6.html yg mengupas perbedaan aqidah ibnu taimiyah dengan salaf sholeh. semoga bermanfaat

aL
27 Mei 2013 - 13:34:06
ya semoga Bapak memang tidak membenci atau punya pandangan negatif, dan saya yang murni salah menafsirkan perkataan Bapak:

"mereka taklid banget butha sama eyang mereka taimiyah sm abdul wahab"

saya juga tidak semata belajar dari internet. bukankah Bapak juga yg pertama memberikan link. dan saya juga memberikan link hanya sebagai respon, supaya Bapak bisa membaca dengan lebih detil. itu saja. dan saya juga bukan orang suka berdebat.

saya harap kalimat yg Bapak tulis juga tidak dengan maksud untuk merendahkan ibnu taimiyah. saya sendiri tidak pernah menganggap ibnu taimiyah itu ma'shum. saya hanya berusaha mencocoki apa yg sesuai Al-Qur'an dan as-sunnah ash-shahihah.

dan ibnu taimiyah juga adalah seorang ulama'. beliau guru dari ibnu katsir dan banyak ulama' lainnya. tafsir ibnu katsir sendiri banyak dijadikan rujukan di indonesia, di berbagai pesantren.

kalaupun Bapak mengatakan banyak kitab yg dipalsukan.. ntah saya tidak tahu dari mana Bapak bisa mengatakan hal ini. oke lah, yang paling gampang saja. di dalam shahih Muslim. saya yakin kitab ini banyak dan mudah dijumpai, kalau ada yg ingin memalsukan pasti langsung ketahuan.

Shahih Muslim (nomor 537), dari Mu'awiyyah bin Al-Hakam As-Sulami, ia berkata:

.. Aku mempunyai seorang budak wanita yang menggembalakan kambingku ke arah gunung Uhud dan Jawaniyah. Pada suatu hari aku memantaunya, tiba-tiba ada seekor serigala yang membawa lari seekor kambing yang digembalakan budakku itu. Aku sebagaimana manusia biasa pun marah sebagaimana orang lain lain marah (melihat itu). Namun aku telah menamparnya, lalu aku mendatangi RasuluLlah shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Beliau pun menganggap besar apa yang telah aku lakukan.

Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah aku harus memerdekakannya?".
Beliau menjawab, "Bawalah budak wanita itu kepadaku".

Aku pun membawanya kepada beliau. Lalu beliau bertanya kepada budak wanita itu, "Dimanakah Allah?".
Ia menjawab, "Di langit".
Beliau bertanya lagi, "Siapakah aku?".
Ia menjawab, "Engkau adalah utusan Allah".
Beliau pun bersabda, "Bebaskanlah, sesungguhnya ia seorang wanita beriman".

abu syarif
27 Mei 2013 - 13:49:40
terima kasih.
kalau bapak sudah membaca link ini insya Allah bpk akan mengerti maksud hadis tersebut http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/08/tafwidh -apa-itu-tafwidh-pembahasan-dan_6.html betapa bapak yang seorang intelek dan terpelajar iri pada pemahaman seorang budak wanita, Nabi Muhammad SAW mengetahui tingkat pemahaman lawan bicaranya. bacalah dulu linknya...trm kasih

aL
27 Mei 2013 - 13:59:28
ya, sebenarnya saya pun tahu pandangan-pandangan dari asy'ariyah dan yang semisalnya. malah dulu saya juga taunya cuma asy'ariyah. saya lebih duluan tahu tentang sufi, asy'ariyah... jauh lebih dulu daripada saya mengenal nama-nama dan pendapat-pendapat ulama' lainnya seperti imam ahmad dll.

saya juga bukan orang yang gampang manut pada satu pendapat sebelum saya mengetahui dengan yakin kebenarannya, tentu saja sebatas kemampuan saya. sebab, saya bukan ustadz apalagi ulama' yang sudah mencapai tingkatan seorang 'mujtahid'. saya hanya seorang penuntut ilmu biasa.

tapi tetap saya ucapkan terima kasih atas link-nya. semoga Allah menunjuki kita kepada jalan yang lurus yang Dia cintai dan ridhai..

eran
28 Mei 2013 - 02:08:53
yang jelas intinya wahabi itu ibarat anjing sama dengan yahudi...

top
30 Mei 2013 - 07:07:12
al,,,, apa kamu al farisi kafi?
yg kuliah di mesir?

aL
04 Juni 2013 - 18:11:43
@top
bukan

@eran
hadakaLlah

abu syarif
10 Juni 2013 - 09:55:12
ass. buat semuanya ja terutama sdr2 yg berfaham wahabi ana punya link yang bagus mudah2an akan semakin menambah wawasan kewahabian anda tentang masalah bid'ah http://ummatipress.com/2012/07/13/salah-memahami-ibadah -menyebabkan-kaum-wahabi-terkenal-ngawur/. mdh2an link ini bermanfaat

indra
16 Juni 2013 - 22:39:27
Ass. Buat saudara2ku semua, kita ini mahkluk اَللّهُ SWT, yang penting intinya kita itu satu tujuan hidup yaitu hanya menyembah kepada-NYA, masalah itu cara penyampaian kita dalam beribadah, asalkan sesuai syariat agama islam , gk usah di permasalahkan. Apakah saudara2 tahu dahulu sunan2, misalkan sunan kalijaga menyampaikan siar dgn adat istiadat setempat, menggunakan dupa, kembang, wayang, intinya kan satu yaitu islam. Gk usah bilang yg bid'ah-lah. Trs kalau orang pergi haji naik pesawat apa jg jg di blg bid'ah, masa' mau naik onta dr indonesia,, ma'af sy orang awam yg ingin islam jgn di pecah-belah

mohamad wahyudi
14 Juli 2013 - 01:40:43
saya iri dengan sikap dan pemahaman ts, semoga tetap dalam kesabaran

jaya
25 Agustus 2013 - 17:03:34
Assalamualaikum Wr.Wb.
JIka dikembalikan ke jaman Rasul, Islam adalah satu. Islam ya Islam tidak ada yang namanya sunni, syiah, wahabi, salafi, nu, muhammadiyah, persis dan sejuta nama lainnya.
Oleh karena itu mari kita kembalikan lagi nama Islam itu seperti zaman Rasul. Caranya masing2 diri pahami Al Qur\'an. Dari surat yang pertama hingga akhir. Selalu sertakan tafsir setiap membacanya. Tidak hanya mengaji tetapi mengkaji Qur\'an tersebut. Allah telah merancang AQ agar mudah dibaca dan dipahami oleh setiap insan. Setelah paham AQ barulah pelajari Hadist2. Hadist ini tersedia jutaan dan itu tidak mungkin semuanya asli datang dari Rasul. Kita dalam mempelajari Hadist gunakan AQ yang telah kita pahami sebagai benteng agar tidak terpeleset kepada hadist2 yang dianggap kontradiksi dengan AQ. Jika perlu sertakan juga akal logika kita.
Sebetulnya jika mau apalagi sekarang zamannya internet mempelajari seperti itu bisa dilakukan secara sendiri. Berbuatlah secara maksimal, jika ada yang tidak paham baru bertanyalah kepada yang ahlinya. Insya Allah pada akhirnya kita akan memperoleh ajaran Islam seperti Islamnya di zaman Rasul.
Masalah bid\'ah atau bukan bid\'ah pada akhirnya diri sendirlah yang akan memfilternya.
Muslim sekarang terlalu meributkan masalah seperti ini tanpa pernah mengaji dan mengkaji Al Qur\'an. Mengetahui ini salah atau benar selalu dari kabar orang lain. Padahal di hadapan kita telah ada Al Qur\'an yang menerangkan yang haq dan bathil.
Bisa saya contohkan mengenai ziarah kubur misalnya :
ada faham yang mengatakan ziarah kubur boleh boleh saja asalkan sesuai dengan syar\'i, namun oleh faham yang lain dihakimi bahwa faham tersebut telah mengharamkan ziarah kubur.
Artinya disini telah terjadi miss dalam menerima berita tersebut. Sehingga dalam perkembangannya yang terjadi selalu berselisih di masalah itu terus. Sampai akhirnya yang ziarah kubur sesuai syar\'i dikatakan bid\'ah yang tidak mau melakukan ziarah kubur pun dihakimi sebagai bid\'ah pula. (padahal ziarah kubur
wajibpun tidak, tidak seperti halnya sholat 5 waktu yang sering ditinggalkan muslim tapi lemah sekali gaung ajakannya)
Namun coba jika saling memahami bahwa yang ziarah kubur secara syar\'i memang tujuan dan niatnya untuk mengingat kematian dan yang tidak melakukan ziarah kubur dipahami oleh peziarah sebagai orang yang menjaga dari kekhawatiran terjerumus dalam kemusyrikan. Bukankah alasan kedua duanya adalah mulia ? Jadi kedua belah pihak saling memahami dan tidak saling memaksakan.

Terima Kasih. Wassalam Wr. Wb

Nunung
21 September 2013 - 07:49:11
Terimakasih penjelasan dan sejarah wahabinya.

Firzal Akbar
22 September 2013 - 23:55:46
menurut saya sejelas-jelasnya bid'ah adalah tatkala seorang/sekelompok muslim mentakfirkan muslim yang lain.. karena rasul allah saw tidak pernah mengajarkan untuk mentakfirkan sesama muslim..

sejelas-jelas bid'ah dholalah adalah tatkala seseorang membid'ahkan tahlil, tawassul dsb.. sedangkan dia pribadi sedikit sekali mengingat allah, seringkali mengulur-ulur waktu sholatnya, jarang sekali (bahkan tidak) membuka alqur'an untuk dibaca dan difahami isinya, dsb

amal ibadah itu hanya pribadi masing-masing dan allah yang mengetahui, kita bisa mengetahui tatkala masuk alam kubur., mendapat ni'mat atau mendapat adzab..

mohon maaf..

rony mokonx
29 September 2013 - 12:24:22
nyimak aja,itung itung belajar

Dzaky
12 November 2013 - 07:46:34
Assalamu'alaikum... Pendapat pribadi saya : dulu umat islam bersatu saling toleransi, negara Indonesia sangat nyaman beribadah berjamaah di Masjid penuh, maksiat tdk bisa terang2an (rahmat Allah SWT menaungi negara Indonesia)..... Sekarang ini umat islam tdk bersatu, sibuk ngotot menyalahkan amalan saudaranya yg tdk sejalan (padahal masing2 amalan punya dasar rujukan yg kuat shg terjadi debat dgn dalil masing2) dan maksiat dimana2 terang2an bahkan yg tdk sholatpun terang2an (namun tdk ada yg risau seperti berkunjung ke tetangganya mengajak sholat di masjid, dan mengajak ke majelis dzikir)..... PENYEBAB RUSAKNYA ALAM INI SBG PERINGATAN DARI ALLAH SWT ADALAH KARENA PERBUATAN UMAT ISLAM YG BERPECAH BELAH dan tdk lagi mencegah menjamurnya tempat2 maksiat yg akan merusak akhlak generasi Umat Islam (apakah semboyan Bhineka Tunggal Ika tidak ada makna buat UMAT ISLAM shg dgn sadar malah berpecah belah)... Insya Allah kita semua, anak cucu kita menjadi org yg sholeh yg selalu istiqomah mendirikan sholat... Aamiin

Adrizal
15 November 2013 - 18:42:17
Saudara AL, pemahaman Anda bagus sekali, teruslah menulis, semoga Allah memberikan kesabaran kepada Anda, dan tetaplah menjaga kelembutan dalam berda'wah seperti dicontohkan oleh Rasulullah, walaupun orang memaki Anda. Rasulullah tidak pernah marah ketika Yahudi memakinya........Saya suka membaca tulisan Anda, menambah pemahaman saya !

ikwan
04 Januari 2014 - 19:45:14
Buat penulis.saya mau naya knp saya pernah solat dengan orang orang salfy atau wahabi ,kok abis sholat di pel lantai ya,apakah saya najis gtu,dan knpa setiap orang wahbi atau salafy selalu mudah vonis orang dengan lasan kafie,bid ah,sebenar ya anda kaum salafy atau wahabi ini pedoman hidup anda Alqur an dan asuunah atau ibnu Tamiyaah si,kok kalian byak banget...pperbedaan paham kalaian dengan Alqur an,emang Yg RASSUl itu NABI MUHAMMAD atau ibnu tamiya??????tapi klaian lebih memilih ibnu tamiya dan idbnu qayim di banding kan dengan Nabi kalian dan kalian lebih suka mendengarkan doktrin doktrin Ulama kalian dari pada ajaran Nabi y sendiri,ohya paham kalian percaya bahawa Allah ITU duduk di KURSI, aq mau naya siapakah imam kalian YG pernah liata Allh kok seenak y y bilang seperty itu< seluruh umat muslim tau satu dunia,ALLH itu haya pernah bertemu dngan @ orang nabi sajah ADAM dan Muhammad,kalau imam kalian tau berarty imam kalian sakti dong atau uda pernah naik kesurga kah atau udah mati dulu baru hidup

aL
04 Januari 2014 - 20:59:04
emang ada ya Pak salafi yg nge-pel lantai masjid setiap habis dipake jamaah? ga salah nunjuk / ngasih nama salafi wahabi kan Pak? ko saya ga pernah tau ya. di masjid-masjid sekitar saya, seringnya dipel malah kalau mau jumatan, atau karena emang udah waktunya dibersihin, bukan karena hal lainnya.

satya
04 Maret 2014 - 19:39:00
wahabi vs aswaja….ribut,,,
syiah,nasrani & yahudi lagi ketawa terbahak-bahak,,,
klian smua termakan adu domba mereka,,
byangkan jika wahabi dan aswaja bersatu (wlaupun dlam bberapa perbedaannya) maka akan mengkhawatirkan syiah,yahudi & nasrani.
maka jalan mereka adalah mengadu domba antara wahabi dan aswaja..
pikirlah baik2.
musuh kalian nyata syiah,yahudi & nasrani,
meraka sudah “melangkah dan berlari” (membantai umat muslim di tiap negara, afrika,burma,suriah,afganistan,irak,palestina,DLL),,, eeehhh kita masih ketak-ketik keyboard disini mmbahas dan meributkan yg justru bisa mnghancurkan kalian.
pikir pakai hati jangan pakai emosi…

hasyim
31 Maret 2014 - 11:23:48
ternyata pak hamka ga paham apa itu wahabi, kasihan sekali. mungkin bhan bacaannya sedikit, tidak layak disebut ulama

Koerniawan
10 September 2014 - 17:51:10
jaga masing2, jgn saling menghujat, ga merasa paling bener, Allah ga nilai dari kepandaian, profesor, jabatan..........tapi akhlak kita....gimana ?..........................................???? untuk firqoh whabi jgn byk komentar.......diam lebih indah, u/ kalangan aswaja jalan trus jgan takut dibilang bid'ah harus dipertahankan..apa yg sudah dijalankan ulama2. mari kita jaga sikap toleransi dan saling menghormati........indah indonesia !

ahmad munawir,S.Pdi
14 Oktober 2014 - 06:00:20
wahabi ,muhammadiayh dan yang sepaham yakin adanya khilafah dimasa akan datang, dgn beberkan hadist ,akibatnya ISIS lahir dgn membunuh skian ribu orang, menjajah negeri orang.apakah tidak dosa yang berfatwa tentang khilafah.berhentilah

abu fatwa
24 Februari 2015 - 22:12:27
Bismllh,, buat saudara ikwan. mungkin anda tidak isa membdakan antara wahabi/salafy dengan LDII. yang biasa suka mengpel klo orang bukan jamaahnya ikut solat dimesjid tersebut, itu biasanya faham orang0orangLDII bukan wahabi/salafy.

abu fatwa
24 Februari 2015 - 22:14:52
4 saudara al. saya kagum. baarakallah

DP
17 Maret 2015 - 11:01:16
Yang ushul (utama/pokok) dalam beragama tentu harus sama misalnya Tauhidnya hanya kepada Alloh, Muhammad Nabi Terakhir, dll. sedangkan yang furu' dari zaman nabi sudah beda, dan itu adalah rahmat bagi umat. Oleh karena itu Ulama/Ustad yang menyampaikan risalah agama ini harus bijak, yanduru ummah bianirrahmah, memandang umat dengan kasih sayang. Bukan dengan saling mencaci maki, dengki atau menganggap yang lain hanyalah obyek mati yang tidak ngerti apa-apa sehingga main hantam, sikat dan hancurkan terhadap tradisi yang selama in hidup ditengah-tengah masyarakat yang notabene masih debateble.

koys
23 Maret 2015 - 10:03:49
al:anda terlalu yakin bahwa pendapat anda tidak akan ada yg menyanggah atau malah menentang.

koys
23 Maret 2015 - 10:20:31
orang2 wahabi terlalu fanatik dan tak mau melapangkan dadanya untuk indah nya perbedaan.
saya berpendapat demikian karena saya melihat dg mata kepala saya sendiri yg terjadi di kmpung saya .untuk anda yg tidak percaya lihat aja di youtube dimana ada seorang wahabi yg membubarkan maulid nabi yg terjadi di jogjakarta.
jadi jangan di salahkn jika ada orang yg menyebutkan bahwa wahabi terlalu fanatik terhadap ajarannya sendiri dan tak mau berlapang dada dlm perbedaan(khilafiah).
yg ahli bid'ah hasanah pun sangat menginginkan persatuan dan merekapun tak mau di sebut ahli bid'ah dlolalah apa lagi di sebut orang musyrik.
ingat kawan tak akan ada yg tersinggung jika tak ada yg menyinggung dan kebersamaan tak harus sama.

carloswan
05 April 2015 - 21:26:58
Assalamualaikum wa rahmah

saya salut buat penulis dan semoga Allah subhanah memberikan barokah ilmu dan hidup bagi anda.
jikalau kita melepas diri dari kefanatikan buta insyaAllah cahaya ilmu kita dapatkan.
stlh membaca artikel ini dan tanggapan yg diberikan oleh penulis, tdk sy dapati kalimat yg lgsg menghukumi seseorg tsb ahli bid'ah KECUALI "tlah tegak/jls alasannya terhdp prilaku org tsb". sy sendiri msh sanksi "apakah teman2 komentator disini adlh islam smua / ada non islam ?" karena sy dapati dr sekian komentator banyak yg berani menghujat hingga tdk ada rasa hormat kepada seorg ahli ilmu (ulama), sy yakin ini bukan ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama'ah.
klo kita mau jujur, sedikit sekali saudara2 kita se-islam yg mau memperdalam ttg agamanya ttp banyak yg mengamalkan atas dasar tradisi yg di islamkan. sebagai contoh larung saji/sedekah bumi, tdk ada ulama setempat yg melarang sbgm kita lihat di tv tp pd saat ada yg mengingatkan malah dicaci maki. ziarah kubur pd akhirnya diperbolehkan oleh nabi krn bertujuan agar ingat akan kematian, mendoakan dll, akan ttp hal ini kita dapati di masyarakat pd tur wali utk mencari barokah. sangat disayangkan jk kita dpt-i ada yg menghujat, hukum islam jelas, penghujat = MAKAN BANGKAI dst (ayat alqur'an), tp bgm jk (maaf ini sbg contoh sy sebut namanya) gus dur (smg Allah mengampuni dan meluaskan kuburnya) mk akan kita dpti suatu aksi dan reaksi yg karena beliau dianggap wali.
hukum islam sdh jls yaitu alqur'an, hadist nabi dan para khulafaaur rosyidin (sunnah wal jama'ah), jk tdk ada keterangan dlm alqur'an maka merujuk ke hadits nabi (hadist adlh smua perbuatan, perkataan dan taqrir nabi (ketentuan / pekerjaan yg tdk dilarang oleh nabi) dan jk tdk ada di hadits nabi maka merujuk ke perbuatan para khulafaur rosyidin maka jk tdk ada dismua tsb itulah bid'ah.
bid'ah disini adlh hukum yg berkenaan dg IBADAH !, bkn ttg perkembangan ilmu/modernisasi contoh naik pesawat, pakai hp, makan pakai sendok, internetan dll atau yg disbt dg mu'amalah. tdk ada pembagian bid'ah menjd hasanah/tdk hasanah, mungkin sbg pengingat asal kalimat bid'ah hasanah adlh dr perbuatan umar radhiAllahu anhu pd sholat taraweh dan smua sepakat tdk ada perselisihan ttg jumlah rakaatnya, dan itu bukan bid'ah tp itu adlh hadits krn sabda nabi spy kita jg hrs berpegang teguh dg khulafaur rosyidin. smg dg ini menjd jls smua nya mana yg bid'ah dan bukan dg kata lain sgl bentuk pekerjaan yg sifatnya ibadah hrs merujuk ke alqur'an - sunnah wal jamaah (hadist nabi & khulafaur rosyidin/salafus sholih).
kefanatikan hrslah dg ilmu yg benar tdk dg didasari atas krn ungkapan wali, habib dll sbgm yg terjd di indonesia.
tdk mungkin beda pendpt didlm satu kelompok adlh rahmat apalg dalam islam. islam sdlh jls dan gamblang. blm sy dpt-i suatu literatur yg menceritakan ttg perbedaan pendpt pd zaman nabi hingga shahabat/salafus sholih didlm ibadah. apakah kita mau mengatakan nabi muhammad shollu alaih itu terlalu fanatik hingga ditawari harta, wanita dll oleh pamannya sendiri utk hanya 1/2 hari menyembah tuhan mereka dan 1/2 hari lg utk menyembah Allah subhanah wa ta'ala tp beliau menolak. sama spt kalimat LAKUM DIINIKUM dst.. yg banyak digunakan oleh saudara kt se-islam terhadp se-islam sendiri pdhl jk berilmu akannya mk jls ayat tsb ditujukan tata cara bersosialisasi/ toleransi terhdp lain agama!. "bagaimana jk bayangkan didlm kontes dangdut seorg peserta menggunakan kata yg semakna spt itu, apalg jls2 jurinya lulusan akademi jalanan, knp hal itu tdk diberlakukan?" wallahi musta'an 'ala kulli haal

opikk
12 Juli 2015 - 12:58:06
sip mas @al dan @carloswan

saya sendiri malah berterima kasih jika ada yg mengingatkan (sy ga merasa ditduh dan dicap) hati2 perbuatan itu bisa mengakibatkan bid'ah, hati2 seperti itu termasuk musryik.
nasihat2 seperti itu seharusnya menjadi bahan intropeksi, awal mula merasa aneh mendengar nasihatnya (karena beda dg kebiasaan kita sebelumnya), tp akhirnya bisa menerima, kalo pun ga bisa saya terima, saya anggap beda aja mahzab yg diambil. tanpa harus meneyerang balik.

barokallah..

Orang Awam
11 Agustus 2015 - 16:24:27
Bismillah. Biar ketauan siapa yang benar & Salah???

Coba kalian sebuatkan Ustaznya masing2, dan gurunya ustz. tersebut siapa2, terus diurut keatas sampai ke Tabi'in. karena dari tokohnya kalian itu bisa ketahuan manhajnya.

"Seseorang itu bisa dilihat agamanya dari siapa dia ambil ilmunya"

"Seseorang itu bisa dilihat dengan siapa dia berteman"

"Seandainya tidak ada sanad, maka tiap orang akan berkata, berbicara, berfatwa sekehendak mereka sesuai dengan hawa nafsunya"

"Jika kalian masih hidup sepeninggalku nanti, maka kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak dst..."

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

ali
03 Oktober 2015 - 10:24:13
Rasulullah bersabda: "telah aku wariskan dua hal yg jika engkau pegang keduanya maka engkau tidak akan tersesat." sahabat bertanya: "apa itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Al-Qur'an dan SunnahKu serta sunnah Kulafaurasyidin yg telah aku beri petunjuk gigitlah dengan gigi geraham kalian."
Rasulullah disini menegaskan bahwa siapa saja yg tidak memegang teguh Al-Qur'an dan As-Sunnah maka sungguh dia akan tersesat. mungkin tujuan kaum sufi baik ingin mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla tp apakah sesuai dengan contoh Rasulullah Salallahu Wa'alaihi Wasallam? karena Rasul bersabda: "Barangsiapa yang beramal tapi bukan berasal dari ajaran kami maka dia tertolak" (HR. Muslim)

eko
18 Oktober 2015 - 02:12:47
G usah rame .. perbanyak dzikir, sholawat, serta shalat aja... urusan diterima atau tidaknya dserahkan kepada Allah SWT ..

bupit pherlia
29 Desember 2015 - 21:19:47
assalamualaikum, terimakasih kepada ustad al, dosen saya bilang kalau wahabi itu ajaran tauhid, (muahidun) dan saya setuju akan hal itu, saya senang dengan ajaranya, tapi yg ingin saya tanyakan, apakah benar kalau wahabi melarang untuk shlawatan, berzikir, afwan ustad mohon dijelaskan, supaya saya tidak bingung.

Hamba Alloh yg merin
12 Januari 2016 - 23:04:09
Assalamua'laikum...
Tata cara ibadah umat islam sedunia HRS sesuai dgn apa yg dicontohkan oleh Rasululloh SAW,tidak boleh dikurangi..ataupun ditambah tambah,islam sdh sempurna..apa yg Rasululloh lakukan kita hrs lakukan..apa yg TDK pernah Rasululloh lakukan JGN kita lakukan..hati kita hrs bersih,jgn kita mengikuti hawa nafsu..apalagi keilmuan kita minim,bs tambah ngawur..apalagi ditambah mengumpat dan memaki,adanya perbedaan krn memang ada yg berani menambah nambah dlm hal ibadah dgn alasan untuk ibadah,klo tdk salah dlm hadist diterangkan adanya ulama SU'..(ulama yg menyesatkan) maka berhati hatilah..kita boleh taqlid tp taqlid kt hanya kpd Alloh dan Rasulullah...tdk kpd yg lain!! Semoga kt dijadikan hamba Alloh yg selalu senantiasa ada dlm maghfiroh,lindungan,hidayah dan kasih sayang Alloh SWT dan mengikuti sunnah serta suri tauladan Rasululloh dlm hal ibadah dan muamalah..amin..

abd kholidin
20 Januari 2016 - 01:35:12
MUSUH MUSUH ISLAM PUN TERTAWA TERBAHAK-BAHAK MELIHAT ANDA SEMUA SALING MENGUJAT

abdul muin
26 Februari 2016 - 21:47:21
wahabi itu sama dengan abu jahal keras kepala. orang yng belajr tanpa guru liht az nannti akan berbuahh penyesalan. semoga orng yng membnci ulma sunni mendpatkn pintu hidayah

Abu Fathin
27 Februari 2016 - 22:27:27
yang penting berpedoman qur'an hadits, apa arti sebuah nama/sebutan

ilham
18 Oktober 2016 - 06:08:05
Ass bukannya saya bermaksud mengkafirkan, tapi yg saya tau dari guru saya iti, bahwa ibnu taimiyah sendiri a/ orang hebat dan sudah mencapai tingkat mujtahid. Oleh karena itu, dia membuat pehaman sendiri yg salah satunya a/ mensifati ALLAH dengan makhluk-Nya. Dan hal ini lah, yg menjadi faktor kalo pehaman ibnu taymiyah tidak bisa diikuti/sesat. Dan sampai sekarang pengkiut" wahabi juga banyak yg memalsukan kitab" sunni, dan mereka berfatwa hanya mengambil dari perkataan ibnu taymiyah dsb yg menjadi panutan mereka, yg penafsiran thd al-qu'ran& hadist secara sempit.
terima kasih

Rahmat
19 Februari 2017 - 21:03:28
Jazakallah Kang Al, Kang Carloswan. Kedewasaan dan keluasan ilmu terlihat dari cara menyampaikan. Akhlak bisa dilihat dari apa yg diucapkan atau yg ditulis. Dari sekian komentar bisa kita lihat akhlak dan keluasan ilmunya.
Keep bersatu ah jgn terpecah belah.

rifki
20 Maret 2017 - 05:14:10
Sedikit menengahi. Tak ada istilah wahabi dalam islam, karna sesungguhnya kata wahabi di buat untuk mengotak-ngotakan islam oleh kaum kafirun dan syiah. untuk masalah ibadah dan amalan, biarlah menjadi perbedaan karna kita memiliki rukun iman yang sama, rukun islam yang sama dan Al-Quran dan Hadits yang sama. ngerasa gak kalian yang debat di atas termakan propaganda yahudi, nasrani dan syiah? mereka akan terus membuat kita saling serang karna perbedaan cara ibadah, padahal kita adalah sama. bersatulah ummat, mau nahdliyin, mau yang hanya bersumber Al-Quran dan Hadits, mau Salaf atau khalaf kita semua muslim yg sama. tolong jangan ada yang merasa dirinya benar, karna kebenaran ada disisi Allah Swt.

Rizky
22 November 2018 - 21:12:14
wallahualam