Berwirausaha, Kaya dan Berbagi kepada Sesama..

Kamis, 11 Desember 2008 | Coretan
Kenyataannya, di dunia ini yang namanya kekayaan dan simbol-simbolnya memang dijadikan oleh banyak orang sebagai ukuran kebahagiaan dan kesuksesan. Hal yang membuat saya bertanya sebegitu pentingnya kah kekayaan itu? Hm.. mungkin yang harusnya dipertanyakan adalah alasan kenapa ingin menjadi kaya??

Begitu banyak orang yang tidak peduli dengan sekitarnya. Ada yang punya kekayaan tapi tidak pernah membelanjakannya untuk menolong orang lain. Ada yang sibuk beribadah di tempat ibadah, tapi tidak sadar kalau di sekitar tempat ibadah itu ada banyak orang yang kelaparan.. Padahal kesholihan pribadi tidak akan ada artinya tanpa kesholihan sosial.

Contoh kasus, dari data Departemen Agama, potensi zakat mal (harta) per tahun yang seharusnya bisa terkumpul adalah sekitar 19 triliun (bisa jadi terus meningkat). Tapi, dari jumlah itu, yang terkumpul melalui berbagai lembaga amil hanyalah sekitar 300 milyar. Itu artinya cuma 1,6% dari jumlah seharusnya. Jumlah yang terlalu kecil di tengah jumlah jamaah haji yang setiap tahunnya selalu meningkat, bahkan sampai demo turun ke jalan agar kuota ditambah. Di tengah jumlah kendaraan di jalan raya yang selalu bertambah. Apalagi di saat seperti ini, saat ancaman krisis global, saat ancaman gelombang PHK besar-besaran datang menghantui.

Coba bayangkan jika semua orang kaya mau menzakatkan 2,5% hartanya. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan uang Rp 19 triliun. Mungkin paradigma zakat kita juga harus diubah, bukan lagi "Sekali beri, sekali makan, langsung habis". Tetapi.. "Sekali beri untuk SELAMANYA". Bisa jadi disalurkan dalam bentuk bantuan modal usaha. Mencetak para wirausahawan dan orang kaya baru. Para wirausahawan/orang kaya baru ini lalu kembali menzakatkan hartanya, digunakan lagi untuk mencetak wirausahawan/orang kaya baru lainnya, begitu seterusnya.. Atau, bisa juga disalurkan dalam bentuk beasiswa sehingga nantinya muncul para intelektual muda yang akan mengharumkan nama bangsa ini. Dengan cara-cara seperti itulah, zakat akan lebih terasa manfaatnya. Saya masih berharap saatnya tiba di mana zakat dapat benar-benar memberantas kemiskinan dan kebodohan.

Menjadi kaya itu kan bukan untuk diri sendiri.. Kaya harus dijadikan sebagai sarana untuk melaksanakan kewajiban lain yang jauh lebih besar..

Kalau di dalam kaidah Ushul Fiqih disebutkan:
Suatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan adanya suatu hal, maka hukum adanya suatu hal itu adalah wajib.

Jika ada yang ingin naik ke atas atap. Dan untuk bisa naik dibutuhkan tangga. Maka hukum adanya tangga adalah wajib. Karena itulah saya cenderung akan bilang bahwa menjadi kaya itu hukumnya fardhu kifayah. Bahkan kalau ada individu yang beranggapan bahwa dengan menjadi kaya lah satu-satunya cara agar ia bisa melaksanakan kewajiban yang lebih besar (menolong sesama, dll), maka menjadi fardhu 'ain bagi orang tersebut untuk menjadi kaya, atau minimal berusaha untuk kaya. Bagaimana mungkin kita bisa mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah, qurban kalau kita tidak memiliki harta? Bagaimana mungkin kita bisa mendirikan sekolah, pesantren, panti, dll kalau kita tidak memiliki kekayaan? Tentu saja, tidak menutup kemungkinan selalu ada cara lain yang bisa dilakukan oleh semua orang untuk membantu sesamanya..

Di tangan yang satu, kekayaan bisa menjadi sarana bagi dirinya untuk mendapat predikat insan kamil (sempurna), mulia di hadapan Tuhan dan semua makhluk-Nya. Bagi yang lain justru akan mendatangkan laknat. Anda bisa memilih ingin menjadi yang mana.. Bahkan anda juga bisa memilih untuk tidak menjadi kaya..

Yang pasti, harus ada orang yang dengan kekayaannya menolong sesamanya. Harus ada orang yang dengan kekayaan dan kekuasaannya membangunkan umat dan bangsa ini dari tidur panjangnya. Harus ada orang yang memiliki keberanian dan kekuatan untuk mengubah dunia.

Bukankah salah satu prinsip wirausaha juga adalah "melayani masyarakat"?? Bagaimana agar kita dapat membantu banyak orang dengan menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat.. Bagaimana agar keuntungan usaha yang kita peroleh dapat digunakan secara optimal untuk menolong orang-orang yang membutuhkan, baik itu dari segi ekonomi, pendidikan, dll.. Begitu banyak orang yang melupakan prinsip ini..

Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah orang-orang yang penuh dengan idealisme, cita-cita dan mimpi. Harusnya akan ada lebih banyak para pemimpin dan wirausahawan muda yang akan membangun bangsa ini. Cuma sayangnya pemuda Indonesia sering terkena virus khawatir, takut mengambil resiko, takut untuk MEMULAI. Padahal, pemuda Indonesia itu seharusnya adalah orang-orang yang penuh optimisme.

Pemuda itu kan sumber ide yang luar biasa.. Kita berpotensi untuk melakukan apa saja..

Kalau ada yang berfikir bahwa anda memiliki potensi besar untuk melakukan hal-hal besar, penuh idealisme, cita-cita serta mimpi, bisa melakukan banyak hal dengan menjadi orang bebas, mendedikasikan hidup agar keberadaan anda dapat memberi manfaat bagi banyak orang, tidak hanya sebagai penghasil uang untuk diri sendiri dan untuk tempat anda bekerja, mungkin yang terbaik adalah anda menjadi seorang wirausahawan. Mulailah..

Tips you might NOT know

Start BEFORE you have a product
Start BEFORE you have a website
Start BEFORE you have anything

All you need: a rough market and some ideas

A blog can launch a company
(Marketing in a Recession - HubSpot)

Di tangan pemuda lah dunia ini akan berubah ke arah yang lebih baik. Saya harap kita semua dapat mengambil peran untuk itu, dengan cara kita masing-masing. Inovasi dan perubahan biasanya selalu dimulai oleh "satu" orang. Yang kemudian akan menciptakan efek berantai, hingga akhirnya perubahan besar benar-benar akan terjadi atas umat, bangsa dan dunia ini.

Apa yang bisa anda lakukan, atau anda impikan bisa anda lakukan, maka mulailah. Dalam keberanian terdapat kejeniusan, kekuatan dan keajaiban. (Goethe)

Create your own startup to do bigger things..




Catatan:
Tulisan ini ditulis ulang dari posting saya di milis LPKTA UGM (technology_for_humanity), dengan sedikit perubahan. Untuk versi PDF dapat didownload dari sini.

Beberapa istilah :
  1. Fardhu 'ain : kewajiban yang dibebankan atas tiap-tiap individu. Kewajiban tersebut tidak akan gugur selama individu-individu tersebut belum melaksanakannya.
  2. Fardhu kifayah : berbeda dengan fardhu ‘ain yang mengharuskan tiap individu untuk melaksanakannya, pada fardhu kifayah, kewajiban tersebut akan dianggap sudah tercapai jika ada seseorang atau sebagian orang yang melaksanakannya. Jadi, tidak harus tiap individu, satu orang atau sebagian individu saja sudah dianggap cukup.
  3. Ushul Fiqih : salah satu cabang dalam ilmu agama Islam tentang bagaimana suatu ketetapan hukum itu diputuskan.



Komentar

lya
08 April 2009 - 15:42:53
SETUDJU PAK....

ca
06 Oktober 2011 - 21:13:05
membaca ini saya jadi semakin bersemangat.....untuk berbuat sesuatu bagi kemaslahatan banyak orang....jazakalah..izin share nggih...

farisi
06 Oktober 2011 - 21:43:34
silahkan.. wa antum fa-jazakumuLlah khairan.
saya juga jadi harus membaca ulang apa yang pernah saya tulis 3 tahun lalu.