Rumah Masa Depan

Kamis, 14 April 2011 | Islam
(Sungguh aneh) jika jiwa menangis karena perkara dunia (yang terluput), padahal jiwa tersebut mengetahui bahwa keselamatan adalah dengan meninggalkan dunia.

Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian, kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya.

Jika ia membangun rumahnya (tatkala masih hidup) dengan amalan kebaikan maka rumah yang akan ditempatinya setelah mati pun akan baik pula.

Harta kita yang kita kumpulkan adalah milik ahli waris kita, dan rumah-rumah (batu) yang kita bangun akan rusak dimakan waktu.

Betapa banyak kota (megah) di penjuru dunia telah dibangun, namun akhirnya rusak dan runtuh, dan kematian telah menyirnakan para penghuninya.

Di manakah para raja dan pimpinan yang dahulu berkuasa?
Agar mereka bisa meneguk cangkir kematian.

Janganlah engkau condong kepada dunia, karena tidak diragukan lagi bahwa kematian pasti akan membuat dunia sirna dan membuat kita pun fana.

Hendaknya engkau beramal untuk rumah masa depan yang isinya adalah keridhaan Allah, dan tetanggamu adalah Nabi Muhammad, serta yang membangunnya adalah Ar-Rohman (Allah yang maha penyayang).

Bangunannya terbuat dari emas, dan tanahnya menghembuskan harumnya misik, serta za'faron adalah rerumputan yang tumbuh di tanah tersebut.

Sungai-sungainya adalah air susu yang murni jernih, madu dan khomr, yang mengalir dengan bau yang semerbak.

Burung-burung berkicau di atas ranting dan dahan, di atas pohon-pohon yang ada di surga. Mereka bertasbih memuji Allah dalam kicauan mereka.

Siapa yang hendak membangun surga firdaus maka hendaknya ia memenuhinya dengan shalat di dalam kegelapan malam.


Sumber: firanda.com



-------
Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan nasib/bagianmu dari dunia.. [QS al Qashash: 77]

"Jangan lupakan nasibmu dari dunia", maksudnya adalah beramal, berusaha keras mengambil kesempatan di dunia untuk memperoleh balasan akhirat. Akhirat adalah tujuannya. Bagi seorang muslim, dunianya bukanlah untuk dunia, tapi.. dunianya adalah untuk akhirat. Dengan niat yang tulus mengharap Wajah Allah, maka semua pekerjaan yang berbentuk kebiasaan akan berubah menjadi ibadah.



Komentar

mee
06 Juli 2011 - 17:48:05
akhirnya.... :) dari kemaren mau comment paragraf pertama... tapi udah beda feeling, jadi iconnya juga beda ... ^^ bersemangatttt \(^o^)/

Bidi
16 Maret 2012 - 01:29:30
Wooowww... :D