Mencari Pintu Rumah?

Selasa, 23 Juli 2013 | Coretan
Dikisahkan, ketika Nabi Ismail 'alaihis-salam semakin dewasa, ia pun menikah dengan seorang wanita yang tinggal di sekitar sumur Zamzam. Tidak lama kemudian, ibunya (yaitu Hajar) meninggal dunia.

Di kemudian hari, Ibrahim 'alaihissalam (sang ayah) datang untuk mengetahui kabar tentang anaknya, namun dia tidak menemukan Ismail. Ibrahim bertanya tentang Ismail kepada istri Ismail. Istrinya menjawab, “Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami”. Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Ismail menjawab, “Kami mengalami banyak keburukan, hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat”. Istri Ismail mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata, “Nanti apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah palang pintu rumahnya”. [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

Pertanyaan:
Ustadz, mohon nasehat antum tentang urgensi kaum muslimin masuk ke instansi-instansi strategis pemerintah seperti militer, polisi dan jabatan-jabatan vital lainnya. Mengingat bila pos-pos tersebut kosong dari ahlussunnah, maka banyak kebaikan terlewatkan, dan akan diisi pihak selain ahlussunnah (belajar dari tragedi Suriah, Mesir dan beberapa negara yang sudah revolusi duluan). [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

[Update: 09/06/2013] Dikisahkan bahwa pada masa kekhalifahan Al-Ma'mun (khalifah ke-7 dinasti Abbasiyah) muncullah sebuah fitnah besar yang menimpa kaum muslimin pada umumnya dan ulama' pada khususnya. Pada masa tersebut, paham Mu'tazilah (yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk) menyebar hingga berhasil mempengaruhi puncak kekuasaan, yaitu sang khalifah. Sang khalifah pun dibuat percaya bahkan sampai memaksakan paham tersebut kepada umat muslim.

Suatu waktu, seorang wakil dari khalifah Al-Ma'mun mengumpulkan Imam-imam hadits di Baghdad. Dia mengancam mereka untuk menerima paham Mu'tazilah. Kebanyakan mereka akhirnya dengan terpaksa menerima paham Mu'tazilah. Hanya ada dua orang yang tetap menolak, yaitu Imam Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Nuh Al-Jundi. Keduanya kemudian dibawa dengan menggunakan seekor unta untuk dihadapkan kepada khalifah. Di tengah perjalanan, datanglah seorang arab badui. Orang arab badui tersebut kemudian mengucapkan salam kepada Imam Ahmad dan berkata: [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

Berikut ini adalah video rekaman Tabligh Akbar di Masjid Kampus UGM Yogyakarta pada tanggal 21 April 2013, oleh Syaikh AbdurRazaq bin AbdulMuhsin Al-Badr. Beliau adalah Profesor bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Pada pagi harinya (sebelum mengisi di Masjid Kampus UGM), beliau mengisi tabligh akbar di Masjid Istiqlal Jakarta. Beliau sudah beberapa kali datang ke Indonesia, dan masyaaLlah jamaah yang hadir begitu banyak. Bahkan pada beberapa berita yang saya baca, jumlah jamaah yang hadir di istiqlal sempat memecahkan rekor sebagai jumlah yang terbanyak, sekitar 150 ribu orang jamaah.

Tentu saja jumlah tidak sepenuhnya bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dakwah. Tapi setidaknya ada angin segar bahwa ternyata masih begitu banyak orang yang haus akan ilmu, mereka rela datang dari jauh demi memperoleh ilmu agama yang insyaaLlah benar sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.




Catatan:
Yang dimaksud tukang sihir di sini mencakup dukun, paranormal atau apapun istilahnya di zaman sekarang, yang mereka semua menggunakan bantuan jin/syetan untuk melakukan tipu daya dan makar. Bahkan mereka yang mengaku hanya ingin mengobati orang sakit atau korban 'santet', tapi dilakukan dengan meminta bantuan jin/syetan, maka mereka juga termasuk tukang sihir. Menggunakan sihir untuk menangkal sihir lainnya, maka tetap disebut sebagai tukang sihir.
...
Awalnya saya ingin membuat ringkasan kajian tersebut di atas dan mempostingnya di website ini, tapi ternyata videonya sudah keluar duluan.. Jadi, lebih baik mendengarkan langsung dari videonya saja. InsyaaLlah penjelasannya lebih utuh. Walau bisa jadi juga nanti tetap saya tuliskan ringkasan dari saya, supaya terdokumentasi dan tidak hilang. [ 0 komentar ]

[Update: 20/04/2013] Pada catatan pertama ini, kita akan mengenal dan mengingat kembali tentang beberapa istilah yang sering digunakan dalam pelajaran Bahasa Arab. Tulisan ini sengaja saya buat ringkas disertai dengan diagram pohon untuk membantu dalam memahami setiap pokok bahasan yang ada.

Harfun

Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani. [ Selengkapnya... | 21 komentar ]

[Update: 27/11/2014] Anggap saja ini sebagai catatan pembuka dari saya, hehe. Awalnya tidak kepikiran untuk menulis lebih jauh tentang Bahasa Arab di website ini. Namun, berhubung belakangan ini otak saya agak susah diisi dengan yang namanya Bahasa Arab, mungkin ada baiknya saya tulis ulang saja yang sudah saya dapatkan. Kata orang, ilmu itu harus diikat dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan tulisan. Dengan menulis, saya juga dituntut untuk mengulang dan memahami semua yang saya pelajari. [ Selengkapnya... | 1 komentar ]

Cinta (mahabbah), harap (raja') dan takut (khauf) merupakan tiga landasan seorang mukmin dalam beribadah kepada Rabb-nya. Tidak akan sempurna ibadah seorang mukmin jika tanpa menggabungkan ketiga hal tersebut. Meninggalkan salah satu dari ketiganya dapat menjerumuskan seseorang dalam penyimpangan (sebagaimana yang akan kita lihat nanti). Surat Al-Fatihah yang dinamakan sebagai Ummul-Qur'an (induk Al-Qur'an) pun telah mengisyaratkan tentang ketiga hal di atas. [ Selengkapnya... | 2 komentar ]

I'rab Al-Qur'an

Senin, 25 Maret 2013 | Bahasa Arab
Saat sedang 'jalan-jalan', tidak sengaja saya menemukan link download kitab I'rab Al-Qur'an Al-Karim wa Bayanuhu di web Irila's Logo. Karena ukurannya yang lumayan besar, saya coba mencari alternatif lain di Waqfeya. Ternyata link-nya merujuk ke file yang sama, yang artinya besar file-nya juga sama, hehe. Ada 10 jilid kitab, masing-masing sekitar 500 halaman dengan ukuran sekitar 9 MB. Besar file totalnya adalah sekitar 90 MB. Dan.. karena saya pikir mungkin ada manfaatnya, maka saya share ulang. [ Selengkapnya... | 2 komentar ]

Minta Tolonglah kepada Allah

Ahad, 24 Februari 2013 | Coretan
"Sepintar, sehebat dan sekeras apapun usaha anda maka itu akan sia-sia jika tanpa meminta pertolongan kepada Allah. Tidak akan berhasil. Walaupun nantinya berhasil menurut ukuran anda, maka hal itu akan percuma, tidak berkah."

Demikianlah kira-kira makna yang berulangkali saya dengar dalam beberapa minggu ini. Dan kemarin, hal yang serupa kembali saya dengar dari seorang ustadz.

اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ

"Rakuslah / berusahalah semaksimal mungkin untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, dan MINTA TOLONGLAH KEPADA ALLAH..."

Tetaplah meminta tolong kepada Allah atas semua usaha yang kita lakukan. Karena di saat yang bersamaan tumbuhlah kesadaran bahwa semata Allah lah yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan sesuatu. Hati akan lebih pasrah, meyakini bahwa Allah akan menakdirkan yang terbaik bagi kita. [ 0 komentar ]

Walaupun judulnya berbau bahasa Arab, tapi tulisan ini tidak akan membahas atau mengajari bahasa Arab (karena penulis sendiri belum mahir). Hanya sedikit dokumentasi, yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Suatu waktu.. ketika sedang belajar bahasa Arab, sampailah pada pembahasan yang menyinggung tentang idhafah. Bagi yang belum tahu, idhafah itu merupakan bentuk penyandaran satu kata kepada kata lainnya.

Contoh (dalam bahasa Indonesia): buku Ali

Maksudnya, buku milik Ali. Nah.. dalam bahasa Arab juga mirip seperti di atas. Susunan idhafah terdiri dari mudhaf (kata pertama) dan mudhaf ilaih (kata kedua). [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

Orang Alim itu...?

Selasa, 22 Januari 2013 | Coretan
Beberapa hari lalu sempat membaca diskusi menarik di grup KIPMI, dan salah satu yang ingin saya kutip adalah:

Orang alim itu bukan yang bisa memilih maslahat di antara mafsadat, tapi yang bisa memilih mana yang lebih maslahat di antara dua maslahat, dan mana yang lebih ringan mafsadat di antara dua mafsadat. [Ust. Noor Ahmad, Ph.D.]

Jika saya tidak salah memahami.. memang benar, jika kita dihadapkan pada pilihan antara maslahat (kebaikan) ataukah mafsadat (keburukan), adalah hal yang wajar dan seharusnya jika kita memilih maslahat. Kalau ada yang tetap memilih mafsadat, berarti ada yang salah dari orang tersebut, bisa jadi ia telah kehilangan akal sehatnya, atau mungkin saja ia dengan sengaja menentang aturan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Namun, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Dalam kehidupan nyata, kita jarang menemukan suatu hal yang sifatnya murni maslahat atau murni mafsadat. [Sebelum lanjut, sedikit catatan dari saya, dikecualikan di sini bahasan tentang apa-apa yang telah pasti hukumnya dari Allah, atau hal-hal yang global (bukan pengecualian), yang menjadi hukum asal suatu perkara.]Selengkapnya... | 2 komentar ]


‹‹ sebelumnyake halaman selanjutnya ››