Raja Faishal dikenal sebagai pemimpin yang shalih dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Dalam seruan khutbah Jihadnya yang monumental melawan Israel, Raja Faishal berdo’a di hadapan khalayak agar Allah menetapkan kematiannya diterima Allah sebagai orang yang terbunuh di jalanNya (Syuhada'). Ia juga berdo'a agar Allah bersegera mencabut nyawanya apabila ia tak mampu membebaskan tanah suci Al-Quds (Yerusalem) dari cengkeraman Israel dalam perang yang akan terjadi saat itu. [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

I Will Fly to Reach My Dreams

Selasa, 23 Oktober 2012 | Coretan
MAU KE MANA MAS?
I will fly to reach my dreams too..

Ia hanyalah seorang pelajar sekolah menengah (SMA) yang sering hadir di pengajian di sore hari selepas sekolah, masih dengan seragam putih abu-abu-nya. Roy Grafika, berperawakan kurus, adalah anak yang sangat rajin mencatat isi pengajian. Ia orang yang terbina, memiliki catatan lengkap dan rapi. Bukan sekedar lulus dan menuntaskan sekolah menengah, namun disertai dengan nilai kelulusan dari SMA 1 Jogja yang cukup bagus, kalau tidak salah nilai matematikanya 10. Karena sangat terkesan dengan cara berislam yang ilmiah, ia tidak mengambil kursi di universitas, namun selepas SMA ia mondok 2 tahun di suatu pesantren di Gresik. Sewaktu di pesantren ia berhasil lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa S1 di bidang Hadits di Universitas Islam Madinah. Saat ini ia adalah Ustadz Roy Grafika, Lc, MA (semoga Allah menjaganya!) mahasiswa S3 bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah. [ Selengkapnya... | 1 komentar ]

Dunia Tempatnya Ujian

Sabtu, 01 September 2012 | Islam
Kalau sekiranya dunia itu bukan tempatnya ujian maka tidak akan ada yang namanya penyakit, rasa cemas, bimbang dan perasaan suram. Kehidupan tidak akan terasa sempit bagi para Nabi dan orang-orang pilihan. Nabi Nuh sampai menangis dalam waktu yang sangat panjang tiga ratus tahun (lamanya). Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api dan diuji untuk menyembelih anak yang ia cintai. Nabi Ya'qub menangis karena kehilangan anaknya Yusuf sampai hilang penglihatannya. Nabi Musa dikejar Fira'un, bukan itu saja, namun kaumnya pun mendapat ujian dari kezhaliman Fir'aun. Nabi Isa bin Maryam tidak ada tempat untuk berlindung baginya melainkan hidup dalam kesengsaraan. Dan Nabi kita Muhammad shallaLlahu 'alaihi wa sallam sabar dalam kehidupan yang serba kekurangan, terbunuhnya Hamzah bin Abdul Muthalib pamannya yang merupakan orang yang paling beliau cintai dari kalangan keluarganya. Ia juga ditinggalkan oleh kaumnya (pada awal mula dakwahnya), mereka enggan untuk menerima dakwahnya. Dan (masih banyak lagi contoh) selain mereka dari kalangan para Nabi dan para wali yang sangat panjang kalau mau disebutkan semuanya.

Kalau benar sekiranya dunia ini diciptakan untuk bersenang-senang dan mencari kelezatannya, tentu tidak akan mungkin bagi orang yang beriman untuk mendapatkan kebahagiaan darinya. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh seorang panyair:

Dunia tempatnya kesedihan, kenapa engkau menginginkannya
Tidak akan pernah dunia lepas dari ujian dan cobaan

----
Dikutip dari tulisannya Syaikh Abdul Malik al-Qasim
@Rumah, bulan purnama Syawal 1433H0 komentar ]

Dalam Ash-Shahihain [1][2], dari Abu Hurairah rhadiyaLlahu 'anhu, bahwa RasuluLlah shallaLlahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan sebuah kisah tentang tiga orang dari Bani Isra'il yang menderita sakit.

- Orang pertama menderita penyakit kusta (Abrash).
- Orang kedua berkepala botak (Aqra').
- Orang ketiga buta (A'ma).

Kemudian Allah Ta'ala menguji mereka dengan mengutus malaikat menemui mereka.

Pertama, malaikat mendatangi orang yang berpenyakit kusta lalu bertanya kepadanya, "Apa yang paling kamu sukai?". Orang ini menjawab, "Warna kulit yang bagus dan kulit yang mulus, karena sekarang ini manusia menjauh dariku". Maka malaikat itu mengusap kulitnya hingga hilang penyakitnya dan berganti dengan warna dan kulit yang bagus. Lalu malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling kamu sukai?". Orang itu menjawab, "Unta" [3]. Maka dia diberi puluhan unta, lalu malaikat berkata, "Semoga pada unta-unta itu ada keberkahan buatmu". [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

Ada begitu banyak orang-orang baik yang pernah saya temui dalam hidup ini. Termasuk ketika saya diberi kesempatan untuk tinggal satu kontrakan dengan Bapak-bapak yang (menurut saya) baik dan sangat rajin. Itulah sedikit yang bisa saya rasakan setelah berinteraksi dengan mereka, walaupun mungkin hanya dalam rentang waktu yang relatif singkat.

Mereka adalah orang-orang yang rajin.. bangun pagi, bahkan sebelum shubuh. Ada yang bangun malam untuk shalat tahajud, ada juga yang sahur karena memang rutin puasa senin-kamis. Ketika adzan berkumandang, mereka bergegas untuk shalat berjamaah di masjid. Setelah shubuh, masih ada yang menyempatkan diri membaca Qur'an. Di antara mereka juga masih ada yang semangat menghafal Qur'an walaupun sudah tidak muda lagi.

Ketika matahari terbit, mereka pun telah siap untuk berangkat menuju office, ada yang naik motor, ada pula yang menggunakan sepeda atau bis. Pulang ke kontrakan saat sudah petang atau larut malam. Bahkan ada yang hampir tiap malam menginap di office. Pulang esok paginya, hanya sekedar untuk mandi atau mencuci, lalu berangkat lagi. Lebih dari itu semua, yang rajin pulang kampung menjenguk keluarga juga ada, hehe.. [ Selengkapnya... | 3 komentar ]

Gombal Nahwu

Selasa, 17 Juli 2012 | Coretan
Saat itu.. aku isim mufrod, tunggal sendiri saja.
Seperti huruf, sendiri tak bermakna.
Seperti fi’il lazim, mencinta tak ada yang dicinta.
Tak mau terpuruk dan terdiam, aku harus jadi mubtada’, memulai sesuatu.
Menjadi seorang fa’il, yang berawal dari fi’il.
Tapi aku seperti fi’il mudhori’ alladzi lam yattashil bi-akhirihi syai'un
mencari sesuatu, tapi tak bertemu sesuatupun di akhir.

Bertemu denganmu adalah khobar muqoddam, sebuah kabar yang tak disangka.
Aku pun jadi mubtada’ muakhkhor, perintis yang kesiangan.

Aku mulai dengan sebuah kalam, dari susunan beberapa lafadz
yang mufid, terkhusus untuk dirimu dengan penuh makna. [ Selengkapnya... | 2 komentar ]

Dari Perbendaharaan Lama - HAMKABelakangan nama Wahabi sering dijadikan sebagai sasaran berbagai tuduhan dan cap negatif. Bahkan banyak tokoh-tokoh Islam ikut serta menghujat Wahabi. Buku-buku berisi propaganda menjatuhkan Wahabi pun beredar di mana-mana. Parahnya adalah orang-orang awam yang sebenarnya tidak tau sama sekali tentang Wahabi pun jadi ikut menjelekkan. Segala sesuatu yang tidak biasa, sunnah yang terlihat asing, akan langsung dicap sebagai Wahabi.

Terlepas dari itu semua, terlepas dari benar-tidaknya istilah Wahabi, mungkin akan menarik untuk melihat Wahabi dari sudut pandang yang berbeda, dari sudut pandang seorang tokoh Islam yang kharismatik dan banyak dikenal, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disapa dengan Buya HAMKA. Dalam bukunya "Dari Perbendaharaan Lama", Prof. Dr. HAMKA menyebutkan kenyataan bahwa nama Wahabi memang sudah sejak dulu digunakan sebagai alat propaganda untuk berbagai tujuan, termasuk sebagai alat politik dan juga senjata untuk mematikan semangat umat Islam yang ingin kembali kepada tauhid murni serta melawan penjajahan. Kalau kita lihat, banyak pejuang-pejuang Indonesia dahulu yang terilhami oleh Wahabi dalam melawan penjajahan. Salah satu contohnya adalah Tuanku Imam Bonjol. Bahkan, Ir. Soekarno dalam surat-menyuratnya dengan A. Hasan (PERSIS) terlihat mengagumi ajaran dan semangat Wahabi dalam melawan penjajahan serta keluar dari kejumudan dalam ber-Islam.

Berikut saya kutip sedikit dari apa yang ditulis oleh Buya HAMKA. [ Selengkapnya... | 72 komentar ]

berdoa untuk saudara semuslimMungkin saya sangat jarang bercerita tentang kejadian-kejadian yang saya temui sehari-hari. Boleh dibilang ini adalah yang pertama di website ini, hehe.. Baiklah, cerita dimulai pada suatu shubuh di sebuah surau (langgar, mushalla). Setelah selesai shalat shubuh, ada seseorang yang dari arah samping atau belakang, maju ke shaf depan, duduk di samping saya. Kemudian ia mengambil Mushhaf Qur'an yang ada di rak. Ia membaca Qur'an sambil sesekali melihat mushhaf. Mungkin ayat yang ia baca memang sudah ia hafal, atau memang ia sedang melancarkan hafalannya..

Setelah beberapa waktu, ketika saya sedang terdiam.. ia menoleh kepada saya, dan saya pun ikut menoleh. Ia mengucapkan salam sambil tersenyum.. dan tiba-tiba berkata, "Pray for me (berdoalah untuk saya)". Saya mengangguk sambil tertawa kecil, dan terjadilah sedikit obrolan di antara kami. Ia (untuk sementara sebutlah namanya si Fulan) mengutip sebuah hadits, yang mungkin maksudnya adalah sebagai berikut. [ Selengkapnya... | 3 komentar ]

[Update: 29/09/2013] Tulisan ini saya ringkas dari apa yang ditulis oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahuLlah [1]. Pembaca bisa mendownload versi e-book yang lebih lengkap dari link yang ada di bagian akhir tulisan ini, termasuk link referensi lainnya [2][3] yang insya-aLlah bermaanfaat, berisi panduan manasik haji dan umrah yang sesuai dengan sunnah.

Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada pada urusan kami (mengadakan hal-hal yang baru) maka ia tertolak." [muttafaq 'alaih]

Sebagian orang -semoga Allah memberi petunjuk dan taufiq kepada mereka- melakukan hal-hal yang tidak dituntunkan dalam Al Qur'an dan sunnah rasuluLlah shallaLlahu 'alaihi wa sallam, termasuk dalam perkara ibadah haji dan umrah. Seringkali muncul orang-orang yang berani dan tergesa-gesa memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga terjadilah kesesatan dan penyesatan. [ Selengkapnya... | 21 komentar ]

duduk tawarukDuduk tawaruk saat tasyahud akhir shalat merupakan hal yang diajarkan oleh Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam, khususnya pada shalat yang memiliki dua tasyahud seperti shalat maghrib, isya', zhuhur dan ashar. Walaupun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama' tentang posisi duduk pada shalat yang hanya memiliki satu tasyahud, seperti shalat shubuh dan shalat-shalat sunnah lainnya. Namun, saya tidak akan membahas hal itu di sini. Sesuai judulnya, tulisan ini akan memaparkan satu keadaan yang seringkali saya -atau mungkin pembaca lainnya- alami. Yaitu, pada saat tasyahud kedua yang semestinya duduk tawaruk, namun tidak tersedia cukup ruang untuk duduk tawaruk atau khawatir akan mengganggu/menyakiti jamaah lainnya. Bagaimanakah sikap kita? Apakah boleh hanya duduk iftirasy biasa dan tidak duduk tawaruk? [ Selengkapnya... | 0 komentar ]

Benteng Hati

Sabtu, 11 Februari 2012 | Islam
Hati itu BAGAIKAN benteng. Di sekelilingnya ada pagar, dan pagar itu mempunyai beberapa pintu. Sekalipun begitu, di sana masih ada celah-celah yang bisa dimasuki. Yang menjaga celah-celah ini adalah akal dan para malaikat. Ada beberapa satuan pasukan yang senantiasa mendatangi benteng itu, yaitu pasukan hawa nafsu dari setan. Pasukan penyerang ini senantiasa datang dari waktu ke waktu dan tidak mungkin bisa berhenti. Peperangan terus berkecamuk anatara penghuni benteng dan pasukan penyerang. Pasukan setan berputar-putar mengelilingi benteng mencari kelengahan penjaga untuk bisa melewati celah. Berarti, penjaga harus mengetahui seluruh pintu benteng dan celah-celah yang ada di bawah tanggungjawabnya, tidak boleh lengah walaupun sekejap. Sebab, musuh juga tidak pernah lengah walaupun sekejap.Selengkapnya... | 0 komentar ]


‹‹ sebelumnyake halaman selanjutnya ››